Lhoksukon - Palang Merah Indonesia memberikan respon kemanusiaannya kepada pengungsi Myanmar dengan menurunkan 3 dokter, 2 para medis , 1 Pengurus, 2 Staf dan 10 Sukarelawan PMI. Hal ini dilakukan agar bisa mengurangi beban yang dirasakan oleh pengungsi.
“Selain memberikan pelayanan Kesehatan, kami juga melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan penampungan pengungsi Myanmar guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19) di antara pengungsi,” jelas Agustiar Ismail Pengurus PMI Aceh Utara.
Seperti dikutip berbagai media, ada 99 Orang pengungsi Myanmar diantaranya 18 Laki-laki dewasa, 53 Wanita dewasa, Anak laki-laki 10 Orang, Anak Perempuan 17 Orang dan Balita Laki-laki 1 Orang, terdampar di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06) 2020.
Dalam respon kemanusiaan ini, PMI Aceh Utara menerapkan Standar Penanganan Covid-19 bagi para pengungsi. Respon yang diberikan adalah dengan melakukan pendataan awal dan Layanan Kesehatan dasar bagi mereka. Saat ini para pengungsi di tampung dibekas kantor imigrasi Lhokseumawe. Layanan Kesehatan ini langsung dipimpin oleh Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara, dr. M. Ifani Sarkawi, S.Pb. Bersama dengan para medis dan sejumlah relawan PMI Aceh Utara, pelayanan bagi para pengungsi berlangsung baik.
Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara, Dr. M. Ifani Sarkawi, S.Pb mengatakan, keluhan yang diderita oleh para pengungsi ini, umumnya mengalami gangguan pada bagian lambung, diare dan gatal-gatal . Hal ini diakibatkan oleh kondisi warga yang tidak makan teratur selama 3 bulan terombang ambing dilautan lepas. (Ril)