Dok.Foto, Kordinator Jang-Ko, Maharadi
GEMARNEWS.COM - Simpang Tiga Redelong, Jaringan Anti Korupsi Gayo (Jang-Ko) mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah gunakan hak interpelasi atau meminta keterangan terkait kebakaran dahsyat yang melanda Pasar Simpang Tiga Redelong, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah pada Jumat pekan lalu.
Kordinator Jang-Ko, Maharadi mempertanyakan hal tersebut karena saat kejadian kebakaran terjadi, hanya ada 1 unit armada pemadam kebakaran (damkar) yang ada dilokasi, bahkan armada itu datangnya juga terlambat.
"Keterlambatan dalam penanganan dan pemadaman musibah kebakaran yang telah menghanguskan sejumlah ruko yang terjadi di Pusat Pasar Simpang tiga Redelong Jumat pekan lalu. Padahal posko Damkar utama tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian, harus diselidiki oleh Pansus DPRK Bener Meriah," ungkapnya kepada GEMARNEWS.COM, Selasa (18/8/2020).
Tidak hanya kebakaran Pasar Simpang Tiga Redelong saja, keesokan harinya juga terjadi kebakaran di Desa Ujung Gele. Upaya pemadaman dilakukan secara Swadaya oleh masyarakat dibantu oleh mobil tangki air dari Dinas Sosial serta water canon dari Brimob Kompi 3 Bener Meriah, sedangkan mobil pemadam kebakaran sampai api padam tidak tampak di lokasi musibah.
"Ini pelayanan yang sangat buruk, Kalak BPBD Bener Meriah sebagai penyedia layanan tidak tanggap dan tidak mampu mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan kebakaran yang terjadi. Begitu juga dengan Kepala BPBD sebagaimana secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah tidak paham dan tidak mampu memberikan mutu pelayanan, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dari masyarakat," terangnya
Disampingku itu, dari 7 unit mobil pemadam kebakaran yang dikelola Kalak BPBD Bener Meriah, hanya 2 unit yang masih bisa di beroperasi, yakni mobil Damkar posko Pondok Baru dan mobil Damkar di posko utama.
Pansus DPRK bisa mempertanyakan kenapa mobil yang lain bisa rusak, padahal biaya perawatan sudah dianggarkan dan itu bersifat rutin. Artinya tidak dibenarkan menjadi alasan kalau akibat refocusing anggaran untuk Covid-19 semua terpaksa di tangguhkan biaya perawatan.
"Kalau dana itu di refocusing menjadi alasan ini menjadi aneh, Sekda harus bertanggungjawab terhadap pengalihan itu. Kenapa bisa di refocusing sementara ini menyakut pelayanan dasar, pansus bisa pertanyakan ini," ujar Maharadi
Maharadi melanjutkan pansus DPRK Bener Meriah dapat membuka semua anggaran lokasi belanja serta kegiatan Kalak BPBD Bener Meriah anggaran berjalan serta anggaran tahun-tahun sebelum nya. Supaya semua menjadi terang benderang, apa yang menjadi penyebab buruknya pelayanan Damkar Bener Meriah termasuk dugaan korupsi ditubuh Institusi itu.
"Apabila DPRK Bener Meriah abai terhadap pelayanan buruk pemadaman kebakaran yang terjadi, maka kami akan menyurati Ombudsman Republik Indonesia untuk melakukan investigasi atas permintaan kami sendiri terkait pelaksanaan layanan pemadam kebakaran di Kabupaten Bener Meriah. Hingga dapat menghasilkan dokumen systemic review yang memuat beberapa temuan serta saran perbaikan bagi instansi terkait," tutupnya.
Liputan : Mulya Akbar