Gemarnews.com, Banda Aceh - Dalam aksi Deklarasi Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI), banyak pro dan kontra terjadi atas di ada kan nya gerakan di ibu kota Provinsi Aceh yang di inisiatori oleh khusnul Jamil.
Gerakan yang besar tersebut sangat semarak di sambut oleh mahasiswa karena menganggap gerakan deklarasi ini merupakan lanjutan deklarasi Koalisi Aksi Membela Indonesia (KAMI) yang di sampaikan oleh ex Jendral Gatot Nurmantio dan Rocky Gerung CS pada 18/08/2020. Ternyata gerakan KAMI kali ini merupakan aksi deklarasi balasan yang menimbulkan banyak kesalah pahaman di kalangan aktivis mahasiswa,termasuk mahasiswa dari wilayah Tengah
3 kampus wilayah Tengah yang turut hadir ke Banda Aceh yakni Universitas Gajah Putih Takengon, IAIN Takengon, dan Stihmat, dengan ini terus terang menyampaikan tidak ada ikut andil dalam peran Deklarasi Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang di lakukan Jum'at siang di tugu simpang 5 Banda Aceh.
Julian Binasco selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Gajah Putih Takengon, "kami bersama rekan rekan mahasiswa Gajah Putih Takengon datang ke Banda Aceh lantaran dalam rangka mempererat tali silaturahmi antar kampus di Aceh guna menyuarakan deklarasi yg disampaikan oleh tokoh tokoh besar Indonesia," ungkap Julian kepada GEMARNEWS Jum'at (04/09/2020)
Dalam kesempatan itu Agus Muliara salah satu mahasiswa IAIN Takengon juga mengungkapkan rasa kesal ikut terlibat dalam rasa ke tidak puas dan yang terjadi atas pergerakan yang di inisiatori oleh Khusnul Jalil, yang mana dia membuat gerakan deklarasi balasan dengan mengatasnamakan Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia, ini terang sangat tidak menghargai teman-teman pergerakan tanpa mendiskusikan terlebih dahulu namun sudah memaktupkan nama aktivis mahasiswa dalam gerakan politik yang dia bangun ini, ini sungguh perbuatan yang memalukan,jelas Agus.(5/9/20)
"Pada prinsip nya kita mahasiswa yang di undang untuk menghadiri deklarasi KAMI yang di prakasai khusnul Cs seperti biasa kita bangun ruang diskusi agar kita mampu mempertanggung jawabkan, dari apa yang akan kita deklarasikan kami merasa di kecewakan terhadap sikap beliau yang beranggapan bahwa mahasiswa dapat di beli dengan uang dan materi. Tidak cukup sampai disitu beliau juga berdalih demi NKRI dan juga pro rakyat untuk memuluskan niat nya.
sangat disesalkan beliau seorang yang berpendidikan tapi narasi nya yang ingin membuat mahasiswa menjadi recehan dan materialistik sungguh disayangkan karena bukan lah hal yang patut untuk di tiru demi kebaikan Aceh yang maju dan lebih baik kedepan", tutup Andriantoni Munthe selaku demosioner BEM Stihmad ( Mulyono )