Gemarnews.com, Sulawesi Tengah - Yayasan Pusaka Indonesia (YPI), Catholic Relief Services (CRS) bersama Kelompok Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan masyarakat menggelar Simulasi Bencana pada enam desa di Kabupaten Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat, (18/9/2020).
Kegiatan simulasi bencana tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam program Livelihood dan Kebencanaan YPI didukung CRS, paska bencana Gempa dan tsunami Sulteng 2019.
Koordinator Program Kebencanaan YPI Marjoko, SH mengatakan, simulasi bencana tersebut merupakan bagian dari melatih kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat terhadap penanganan darurat, Pihaknya melakukan simulasi itu di enam Desa dampingan program.
Pada Simulasi bencana itu melibatkan 50 orang di enam desa yang terdiri dari Pemerintah desa, kelompok PRB, tenaga kesehatan desa dan masyarakat yang berdomisili di dalam kawasan ancaman.
"Kegiatan simulasi bencana ini untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kondisi darurat bencana, kegiatan ini kami lakukan di enam Desa pada dua kabupaten di Sulteng," Ujar Joko.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, Tujuan simulasi
bencana untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan warga, maupun unsur pimpinan pemerintahan desa dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana, melakukan koordinasi serta mekanisme yang baik pada sistem komando serta pengendalian tanggap darurat penanggulangan bencana desa.
Enam desa dampingan YPI-CRS itu, merupakan kawasan yang mempunyai resiko tinggi bencana, Simulasi bencana hal yang tepat untuk dilakukan, dimana masih banyak masyarakat masih banyak belum memahami tentang tata cara penanggulangan pada terjadi situasi bencana.
"Enam Desa dampingan program kami selama ini adalah kawasan yang sangat rawan bencana, kami ingin mengkapasitasi masyarakat dalam penanganan darurat bencana sehingga masyarakat dapat siaga dalam kondisi apapun" jelas Joko.
Marjoko berharap dari kegiatan simulasi bencana itu Kelompok PRB Desa menjadi ujung tombak bagi komunitas dalam melakukan komunitasi, monitoring, dan diseminasi kondisi kepada komunitas agar kerugian dan kehilangan nyawa dapat diminimalisir.
"Saya sangat berharap bahwa simulasi bencana ini menjadi bagian dari kesiapsiagaan masyarakat sehingga peran PRB Desa dapat menindaklanjuti dan penanganan kondisi darurat di enam Desa ini," Harap Marjoko. (rilis)