Sumber gambar ilustrasu : ustadz dody kurniawan.files.wordpress.com |
100 Ribu Dan Ulang Tahun Bireuen
Sejak ditetapkan Bireuen sebagai kabupaten pada 12 oktober 1999 mengalami kemajuan pembangunan sangat pesat. Ini kita rasakan masih ad denyut ekonomi masyarakat di daerah perkotaan dan desa. Walaupun kemiskinan masih mengancam sebagian penduduk terutama yang tinggal dipedalaman dan desa tertinggal.
Lahir di Juli, Saya Sebagai salah satu orang Bireuen Asli, saya bangga menjadi putra Bireuen. Kota yang penuh dinamika politik, kota yang hidup ekonominya. Terminal hidup 24 jam. Sebagian warung makanan juga ada tidak pernah tutup. Hasil ikan dan sayur yang cukup. Hewan ternak dan daging masih bisa dinikmati oleh sebagian masyarakat disini.
Satu hal yang masih sangat mengganjal pikiran, walau sebenarnya malu untuk ditulis oleh putra asli Bireuen seperti saya. Tapi ya sudahlah, saya ingin jujur untuk merubah keadaan ini. Saat berkumpul dengan para praktisi ekonomi dan politik Bireuen masih disebut dengan kabupaten 100ribu. Saya tidak tau pasti sejarah julukan itu, yang pasti ini sebutan negatif yang lahir dari praktek sogok menyogok
Saat pilkada dan pileg di Bireuen, praktek sogok dengan uang sebagai pemulus memenangkan pertarungan politik dianggap biasa oleh para politikus. Sehingga saya berfikir bahwa benar kalau idealisme seseorang bisa di beli oleh orang tajir di kabupaten ini.
Dengan uang suara rakyat juga dibeli. Sehingga akan menyulitkan para calon pemimpin yang tidak cukup uang walau punya kemampuan memimpin untuk menyuarakan hak rakyat.
Kini Bireuen sudah berumur 21 tahun. Kalau anak manusia sudah mulai mengenal jati dirinya. Masa ini mungkin perlu banyak asupan rohani dan latihan kekuatan fisik untuk menjadi lebih sukses dimasa yang akan datang.
Berharap semakin banyak masyarakat Bireuen tidak akan terpangaruh dengan paraktek many politik. Tentu dengan keimanan dan keta'atan dalam agama. Juga kemandirian ekonomi sehingga masyakarat lebih sejahtera.
Sebagai masyarakat serambi mekkah Ingatlah bahwa uang sogok, suap dan risywah adalah uang yang haram. Uang tersebut diharamkan bagi yang memberi maupun yang menerima, bahkan termasuk pula yang menjadi perantara.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud)
Julukan Kabupaten 100ribu kepada Bireuen semoga akan menghilang dimasa datang. Sehingga lahir julukan positif. Menjadi kabupaten maju, kabupaten santri, kabupaten bertauhid dan semacamnya.
Rizki Dasilva
Ketua Gerakan penulis Bireuen
Lahir di Juli, Saya Sebagai salah satu orang Bireuen Asli, saya bangga menjadi putra Bireuen. Kota yang penuh dinamika politik, kota yang hidup ekonominya. Terminal hidup 24 jam. Sebagian warung makanan juga ada tidak pernah tutup. Hasil ikan dan sayur yang cukup. Hewan ternak dan daging masih bisa dinikmati oleh sebagian masyarakat disini.
Satu hal yang masih sangat mengganjal pikiran, walau sebenarnya malu untuk ditulis oleh putra asli Bireuen seperti saya. Tapi ya sudahlah, saya ingin jujur untuk merubah keadaan ini. Saat berkumpul dengan para praktisi ekonomi dan politik Bireuen masih disebut dengan kabupaten 100ribu. Saya tidak tau pasti sejarah julukan itu, yang pasti ini sebutan negatif yang lahir dari praktek sogok menyogok
Saat pilkada dan pileg di Bireuen, praktek sogok dengan uang sebagai pemulus memenangkan pertarungan politik dianggap biasa oleh para politikus. Sehingga saya berfikir bahwa benar kalau idealisme seseorang bisa di beli oleh orang tajir di kabupaten ini.
Dengan uang suara rakyat juga dibeli. Sehingga akan menyulitkan para calon pemimpin yang tidak cukup uang walau punya kemampuan memimpin untuk menyuarakan hak rakyat.
Kini Bireuen sudah berumur 21 tahun. Kalau anak manusia sudah mulai mengenal jati dirinya. Masa ini mungkin perlu banyak asupan rohani dan latihan kekuatan fisik untuk menjadi lebih sukses dimasa yang akan datang.
Berharap semakin banyak masyarakat Bireuen tidak akan terpangaruh dengan paraktek many politik. Tentu dengan keimanan dan keta'atan dalam agama. Juga kemandirian ekonomi sehingga masyakarat lebih sejahtera.
Sebagai masyarakat serambi mekkah Ingatlah bahwa uang sogok, suap dan risywah adalah uang yang haram. Uang tersebut diharamkan bagi yang memberi maupun yang menerima, bahkan termasuk pula yang menjadi perantara.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud)
Julukan Kabupaten 100ribu kepada Bireuen semoga akan menghilang dimasa datang. Sehingga lahir julukan positif. Menjadi kabupaten maju, kabupaten santri, kabupaten bertauhid dan semacamnya.
Rizki Dasilva
Ketua Gerakan penulis Bireuen