Gemarnews.com, Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 676 kejadian bencana terjadi di Aceh selama tahun 2020 yang terhitung sejak Januari hingga September.
Bencana yang meliputi kebakaran pemukiman, banjir, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, gempa bumi, longsor dan abrasi ini menelan kerugian sebesar Rp156 miliar.
Kalak BPBA Ir. Sunawardi, M.Si mengatakan, dari jumlah bencana yang terjadi hingga September ini berdampak pada 57.309 jiwa dan sebanyak 6.580 rumah warga.
“Selama 2020 ini korban terdampak bencana yang meninggal sebanyak 4 orang, 16 orang luka-luka dan 57.309 jiwa terdampak bencana. Jumlah pengungsi sebanyak 5.126 orang serta 6.580 rumah terdampak,” ujarnya pada Kamis (1/10/2020).
Sunawardi menjelaskan, bencana kebakaran pemukiman menjadi bencana dominan selama 2020 yakni sebanyak 232 kali dengan kerugian mencapai Rp81,4 miliar.
Kemudian banjir terjadi sebanyak 81 kali, yang terdiri dari banjir, banjir bandang, banjir rob, banjir dan longsor. Dengan korban terdampak berjumlah 24.249 KK, 54.533 jiwa dan merendam 5.567 rumah.
“Jumlah pengungsi sebanyak 4.693 dengan total kerugian mencapai Rp42,4 miliar,” jelas Kalak BPBA.
Kebakaran hutan dan lahan juga sangat sering terjadi yakni sebanyak 203 kali dengan total luas 477.44 hektar. Kemudian angin puting beliung terjadi sebanyak 85 kali, dengan total kerugian yang dialami sebanyak Rp20 miliar.
Gempa bumi terjadi 18 kali dengan magnitude yang berkisar antara 5,1-5,5 SR dan tidak berpotensi Tsunami, namun terhitung menimbulkan kerugian akibat bangunan yang retak dan lain sebagainya sebesar Rp840 juta.
Intensitas longsor juga masih tinggi dari bulan Januari-September 2020 tercatat 42 kali kejadian dengan total prediksi kerugian sebesar Rp2,4 miliar. Selanjutnya abrasi dari bulan Januari-September tercatat terjadi sebanyak 12 kali kejadian dengan prediksi kerugian mencapai Rp9,2 miliar.
“Semua bencana juga berdampak pada 23 sarana pendidikan, 2 sarana kesehatan, 21 sarana pemerintahan, 20 sarana ibadah. Berdampak pula 203 ruko dan 9 pasar serta berdampak pula pada 10 jembatan,13 tanggul dan 1.170 meter badan jalan akibat banjir dan longsor,” ungkapnya.
Terkait mendominasinya bencana kebakaran pemukiman, Kalak BPBA meminta masyarakat untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Menurutnya, kebakaran adalah musibah yang cukup dikhawatirkan karena dapat mengakibatkan berbagai kerugian bagi pihak yang mengalaminya.
“Tak hanya materi, pihak yang mengalaminya bisa kehilangan anggota keluarga atau menderita cacat permanen akibat musibah ini. Bangunan rumah dan perabotan hangus, hingga berbagai dokumen penting ikut terbakar,” kata Sunawardi. (rilis)