Notification

×

Iklan ok

Disdik Dayah Banda Aceh Laksanakan FGD Penyusunan Kurikulum Dayah

Minggu, 08 November 2020 | 20.57 WIB Last Updated 2020-11-08T14:36:23Z
Dok.foto Kadisdik Dayah Kota Banda Aceh , Tgk.Alizar S.Ag, M.Hum


GEMARNEWS.COM , BANDA ACEH - Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah) Kota Banda Aceh akan menyelenggarakan Fokus Grop Diskusi (FGD) Penyusunan Kurikulum Dayah yang dilaksanakan di hotel Kyriad Muraya pada tanggal 9 Nopember 2020. Kegiatan FGD ini dalam rangka menyahuti Akreditasi Dayah 2020, yang nantinya akan dilakukan verifikasi faktual oleh Majelis Akreditasi Dayah Aceh, ungkap Tgk.Alizar S.Ag, M.Hum, 

Kadisdik Dayah Banda Aceh. Karnanya Disdik Dayah Banda Aceh sangat responsif menyahuti Akreditasi Dayah yang akan dilaksanakan oleh Majelis Akreditasi Dayah Aceh. Langkah awal Disdik Dayah melakukan FGD Penyusunan Kurikulum Dayah. Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang nantinya menangani penyusunan Kurikulum Dayah di wilayah Kota Banda Aceh.

Selama acara, pihak Disdik Dayah Kota Banda Aceh tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mengecek suhu tubuh dan memakai masker. Kepala Disdik Dayah Tgk.Alizar S. Ag, M. Ag mengatakan bahwa kedepan Disdik Dayah Banda Aceh akan senantiasa merancang program sesuai kebutuhan dan kondisi kekinian, guna menyonsong era milenial. 

Dayah harus benar-benar responsif dan terus menyesuaikan kurikulum pembelajarannya dengan perkembangan zaman.

Lebih lanjut Abah Lam Ateuk, panggilan akrab Kadisdik Dayah Banda Aceh ini mengatakan, kegiatan ini bertujuan merespon regulasi tipologi dayah sesuai hukum positif. Karnanya revitalisasi kurikulum dayah menjadi penting. Berdasarkan regulasi yang ada baik Undang-Undang Pontren dan Qanun Penyelenggaraan Pendidikan Dayah, memberikan gambaran tipologi dayah di Aceh menjadi tiga yaitu ; Dayah Salafiyah, Dayah Terpadu (modern) serta Dayah Tahfidz. 

Untuk itu momentum FGD ini menjadi strategis dalam membangun paradiqma Pola penyusunan Kurikulum Dayah harus mengacu regulasi yang ada. Sehingga keberadaan Dayah di Aceh umumnya dan Kota Banda Aceh khususnya dapat dijadikan rujukan nasional. Tentunya mengakomudir local wisdom dalam penyusunan Kurikulum Dayah menjadi pembeda Pontren (Dayah) di luar Aceh. Alizar berharap agar guru yang dikirim guna mengikuti kegiatan ini benar-benar orang yang nantinya terlibat dalam penyusunan Kurikulum Dayah di masing-masing dayahnya.(SM)
×
Berita Terbaru Update