Gemarnews.com , Banda Aceh - Budidaya udang Vanname (Litopenaeus
vannamei) berkembang pesat dengan
teknologi intensif oleh karena ketersediaan benih SPF (Spesific Pathogen Free), sehingga dapat ditebar dengan kepadatan yang lebih tinggi, dan memiliki sintasan serta produksi yang tinggi (Anonim, 2003; Poernomo, 2004).
Di Indonesia kepadatan yang umum dilakukan di berbagai daerah berkisar 80-100 ind./m2 udang vaname dan dapat ditingkatkan hingga 244 ind./m2, dengan menggunakan probiotik yang mampu menghasilkan produksi 37,5 ton/
ha/siklus (Poernomo, 2004). Namun produksi yang tinggi tidak selamanya diikuti oleh keuntungan yang tinggi. Di samping itu, penerapan kepadatan tinggi terbatas pada golongan masyarakat menengah ke atas.
Produksi yang tinggi akan berdampak kepada beban limbah yang dihasilkan baik oleh sisa pakan apabila rasio konversi pakan tinggi,maupun kotoran Udang.
Komoditi Udang adalah salah satu komoditi perikanan yang paling stabil dari sisi harga pasarnya saat ini ,terbukti saat Virus Corona mewabah sebagian besar bumi ini, harga udang sangatlah stabil, ini membuktikan kalau komoditi udang sangat layak untuk dikembangkan.
Salah satu pengusaha muda Aceh yang sukses di bidang budidaya perikanan khususnya udang vanname di Kota Banda Aceh .
Zulfadli menuturkan kepada media Gemarnews , bahwa potensi budidaya udang di Aceh sangat bagus karena didukung oleh potensi laut yg belum tercemar oleh limbah industri dan memiliki garis pantai yang sangat panjang.
Pengusaha Muda ini meraup ke untungan yang sangat lumayan dari bisnis ini yang telah digeluti sejak 7 tahun yang lalu.
Budidaya udang bukan lah pekerjaan yang mudah tapi harus memiliki keahlian dan pengetahuan tentang budidaya yang baik dengan didampingi oleh teknisi dan anak tambak yang handal "ungkap Zulfadli"
Usaha tambak modern yang sedang dijalankannya saat ini dikawasan Pantai Syiah Kuala bukan hanya menargetkan keuntungan semata tapi juga dijadikan tempat merekrut tenaga tenaga ahli dari lulusan Unsyiah, Unimal, SUPM Ladong dan juga Unsyiah yang berminat dan akan didik menjadi teknisi disemua Farm Budidaya Udang Vanname di Aceh.
Farm Budidaya Udang Vanname yang dimiliki Zulfadli yg sering dipanggil Pak Joul ini juga menerima magang bagi mahasiswa tingkat akhir ilmu perikanan termasuk mahasiswa Sekolah Teknik Perikanan Jakarta dan Mahasiswa Pasca Sarjana yg melakukan penelitian terhadap pengembangan udang di Aceh.
Zulfadli selaku pemilik tambak yang diberi nama Farm UKM Sejahrera ini juga mengatakan Kita akan selalu mendukung terhadap pengembangan sumberdaya manusia di buidang perikanan, khususnya budidaya, karena kita melihat cukup banyak potensi lahan yg belum termanfaatkan oleh investor lokal, maka dari itu kita akan coba memotivasi khususnya Pemuda dan Pemudi Aceh agar memiliki keahlian dan membuka usaha baru dibidang budidaya udang yang nantinya dapat membantu program pemerintah dibidang ketahanan pangan.
Budidaya udang intensif modern ini dapat menghasilkan 10 ton (10.000 Kg) udang per hektar dengan jangka waktu budidaya selama 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan budidaya sebanyak 2 kali. Dapat kita bayangkan kalau usaha seperti ini dikembangkan oleh investor lokal dengan memanfaatkan lahan lahan pinggir pantai yang sangat subur di sebagian wilayah Aceh seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan juga pantai timur dari Aceh Besar Sampai Aceh Tamiang maka insyaAllah Aceh akan dapat mencapai kesuksesan kembali komoditi udang yang pernah berjaya domasa lalu.( Raju )