Gemarnews.com, Banda Aceh - Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh bekerjasama dengan Forum Dakwah Perbatasan (FDP) mengirimkan 11 mahasiswa terbaiknya yang tergabung dalam “Kafilah Dakwah Ramadhan” ke sejumlah daerah perbatasan dan pedalaman di Aceh selama ramadhan 1442 H.
Daerah tersebut diantaranya Pulau Banyak Aceh Singkil dan Aceh Tenggara. Dan untuk kesuksesan acara itu FDP menyerahkan bantuan Rp7.7 juta, 150 kg kurma, 2 kodi kain sarung dan 20 buah mukena.
Adapun pelepasan Kafilah Dakwah Ramadhan itu berlangsung di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Kamis (08/04/2021).
Direktur ADI Aceh Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA, mengatakan Kafilah Dakwah Ramadhan akan dilaksanakakan selama 1 bulan penuh. Kegiatan utama yang akan dilaksanakan para dai muda itu diantaranya menjadi imam shalat untuk menghidupkan masjid dengan shalat berjamaah 5 waktu dan shalat taraweh, menyampaikan tausiah, khutbah jumat dan khutbah idul fitri.
“Selain itu juga mengajarkan Alquran untuk semua kalangan, bimbingan dan praktek ibadah serta pembinaan mullaf,” kata Dr Abizal.
Ia menambahkan dengan program tersebut diharapkan para mahasiswa ADI itu akan menjadi da’i yang sesungguhnya. Karena selama ini mereka hanya mendapatkan pemaparan materi berupa teori.
“Mereka akan langsung berhadapan dengan masyarakat. Tentunya akan lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang didapatkan,” kata Dr Abizal.
Ketua FDP, dr Nurkhalis Sp.Jp FIHA juga berpesan agar para dai kafilah dakwah tidak hanya fokus pada kegiatan di masjid saja. Tetapi juga mengunjugi rumah-rumah warga, mengajari anak-anak membaca Al-Qur’an dari rumah ke rumah, bergaul dengan orangtua dan pemuda untuk mengajak mereka ke masjid.
“Ini tugas terpuji dan mulia, mengingat masyarakat disana sangat membutuhkan dakwah untuk menuntun hidupnya,” kata dr Nurkhalis.
Wakil Ketua Dewan Dakwah Aceh Drs. Bismi Syamaun sangat mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya ini merupakan bentuk kontribusi Dewan Dakwah Aceh membantu pemerintah dalam penguatan syariat Islam di Aceh.
Ia menambahkan saat ini di perbatasan Aceh sangat dibutuhkan dakwah. Mengingat dari segi akidah masyarakat disana masih sangat lemah dan rentan terjadi pelemahan akidah
“selain itu untuk pemahaman agama juga demikian dan banyak juga yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Diharapkan melalui kafilah dakwah ini dapat menjawab beberapa persoalan umat perbatasan sehinga syariat Islam terlaksana secara kaffah,” pungkas Bismi. (M)