Gemarnews.com, Banda
Aceh – Pascarelokasi pedagang dari Pasar Peunayong, pasar terpadu dan modern
milik Pemko Banda Aceh, Al-Mahirah, yang terletak di Gampong Lamdingin,
Kecamatan Kuta Alam, mulai ‘hidup’. Aktivitas jual-beli terlihat ramai sedari
pagi hingga sore hari, Minggu 30 Mei 2021.
Kompleks pasar yang
dibangun di atas lahan seluas dua hektar itu, terrdiri dari enam bangunan utama
yang diperuntukkan bagi Pasar Unggas, Pasar Daging, Pasar Sayur, dan Pasar
Ikan. Tak kurang ada 91 kios dan 452 lapak jualan yang tersedia di dalamnya.
Kesibukan pedagang sudah bermula sebelum subuh. Dan ramainya pengunjung sudah
terlihat dari penuhnya area parkir di depan pasar.
Sarana dan
prasarananya pun cukup lengkap. Mulai dari Musala, Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), reservoir air bersih, listrik, hingga transportasi umum
disediakan oleh pemerintah. Saat ini, juga tengah dirampungkan pengerasan jalan
akses masuk dan penambahan vaping block di halaman pasar.
Wali Kota Banda Aceh
Aminullah Usman mengatakan di dalam kompleks Pasar Al-Mahirah juga direncanakan
akan dibangun sentra pemasaran produk UMKM lokal dan ekonomi kreatif. “Mulai
dari aneka kerajinan tangan, produk olahan makanan, kopi, hingga bumbu masak.
Jadi, semua kebutuhan masyarakat akan tersedia di satu tempat.”
Mantan Dirut Bank Aceh
ini pun sangat optimis keberadaan pasar yang diresmikan pada medio 2020 lalu
tersebut, akan berdampak besar dalam upaya peningkatkan perekonomian
masyarakat. “Pada masa transisi ini kita terus benahi berbagai sarana dan
prasarana pendukung demi kenyamanan pedagang dan pembeli.”
Ke depan, Pasar
Al-Mahirah diproyeksikan Aminullah akan memberi multiplier effect bagi
masyarakat. Selain pedagang, juga bagi para pelaku usaha lintas sektoral
termasuk UMKM dan pedagang asongan. “Al-Mahirah hidup, perekonomian kawasan
pesisir berdenyut, dan ekonomi rakyat kecil pun bangkit,” ujarnya.
Multiplier effect yang terjadi, ujarnya lagi, akan
turut melahirkan pelaku usaha baru, tak terkecuali UMKM. “Sektor usaha mulai
dari transportasi, kuliner seperti warung makan dan warung kopi akan ikut
menggeliat. Cita-cita kita, pasar ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
kawasan persisir khususnya dalam Kecamatan Kuta Alam dan Syiah Kuala.”
Sementara itu, pasar
lama di Peunayong akan dialihfungsikan menjadi kawasan heritage dan
kuliner. “Kalau sebelum direlokasi kan di situ kerap macet akibat pasar tak
mampu lagi menampung jumlah pedagang. Peunayong yang bersisian dengan Krueng
Aceh akan kita plot sebagai pusat perekonomian baru dan salah satu ikon wisata
Banda Aceh,” kata Aminullah. (Jun)