Everybody Can Change
Pandemi COVID-19 menjadi pusat perhatian dunia sejak dua tahun belakangan ini. COVID-19 dianggap sebagai penyakit baru yang berbahaya dan mematikan, terutama orang yang memiliki KOMORBID (penyakit-penyakit lainnya).
Banyak orang di dunia ini yang sudah terinfeksi COVID-19 dan menimbulkan kepanikan massal sejak kemunculannya. Sementara kalau kita berfikir, banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kematian, misalnya kecelakaan, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Bahkan dewasa ini ada satu bahaya mengintai yang lebih parah daripada COVID-19, yang menyerang segala golongan usia dan tidak memandang status sosial ekonomi, yaitu bahaya narkoba. Narkoba telah masuk ke segala penjuru, tanpa pandang bulu menyerang dan menghancurkan anak-anak bangsa.
Beberapa studi menunjukkan bahwa narkoba lebih sering menyerang golongan usia muda dan produktif, dimana mereka masih memiliki masa depan yang cerah, ide-ide brilian, inovasi-inovasi baru yang membangun, dan bahkan bisa saja mereka adalah calon-calon pemimpin dunia atau orang yang sukses dalam membangun negeri.
Namun, semua itu hancur karena narkoba. Banyak dari mereka yang mencuri, rela tidak makan, dan mengancam kedua orangtuanya hanya karena tidak bisa mendapatkan narkoba jenis apa pun. Narkoba sendiri tidak hanya merusak pikiran si pengguna, bahkan narkoba juga bisa mengubah perilaku sang pecandu juga.
Namun jangan putus asa jika sudah kecanduan terhadap narkoba, banyak dari para penggunanya yang bisa berhasil bebas dari narkoba dan banyak juga artis diluar sana yang berhasil bebas dari narkoba. Salah satu contoh grup band yang berhasil menjalankan hidup dan bebas dari narkoba adalah Slank, mereka adalah sebuah band yang anggotanya pernah menjadi pecandu narkoba yang berhasil lepas dari pengaruh candunya.
Banyak cara diluar sana yang menjelaskan kepada kita bagaimana cara lepas dari pengaruh narkoba, mulai dari keyakinan diri sendiri, sadar terhadap yang diperbuat, timbulnya suatu peristiwa yang mengubahnya, dan lembaga rehabilitasi.
Lembaga rehabilitasi sendiri adalah sebuah lembaga yang merupakan tempat sekaligus sarana untuk merawat para pecandu narkoba agar bisa bebas dari barang haram itu, banyak lembaga rehabilitasi diluar sana yang menerima banyak pecandu narkoba. Di Indonesia sendiri, banyak pecandu narkoba yang ditangkap bahkan masih ada lagi yang belum ditangkap.
Di Aceh sendiri terdapat 82,000 lebih penyalahguna atau 2,8 persen dari jumlah penduduk Aceh. Aceh sendiri menempati peringkat 6 dengan jumlah penyalahguna terbanyak secara nasional, data itu diungkapkan oleh Brigjen Pol Drs Heru Pranoto MSi saat membuka BIMTEK pegiat antinarkoba.
Ada dua jenis rehabilitasi yang ada di Indonesia, yaitu rehabilitasi medik dan rehabilitasi sosial. Sementara di Aceh, hanya ada rehabilitasi sosial. Yang berfungsi untuk mengembalikan fungsi sosial dari para pecandu. Di Banda Aceh ada 6 lembaga yang menjalankan fungsi rehabilitasi sosial, salah satunya adalah Pusat Rehabilitasi Narkoba GEMA (Generasi Emas Aceh).
Generasi Emas Aceh adalah sebuah pusat rehabilitasi korban penyalahguna NAPZA di Banda Aceh, yang sudah berkontribusi dalam memberikan pelayanan rehabilitasi bagi korban penyalahguna sejak 2018 hingga saat ini. Saat ini tercatat sudah lebih dari 250 orang yang telah menjalani rehabilitasi di Generasi Emas Aceh (rumah GEMA), baik rawat jalan maupun rawat inap.
Metode rehabilitasi yang dijalankan di Rumah Gema adalah kombinasi dari Therapeutic Community dan Narcotic Anonymous dengan jangka waktu terapi untuk rawat inap adalah 6 (enam) bulan. Dan pengalaman membuktikan bahwa, semua orang bisa berubah.
Penjara bukanlah solusi terbaik bagi seorang pecandu. Rehabilitasi adalah solusi terbaik bagi pecandu.
Penulis : Sulthan Alpha Chrisaldi, Duta Literasi SMPN 6 Banda Aceh