Mudik dalam Perspektif Filsafat
Singkatan dalam bahasa Jawa “Mulih didik” yang memiliki arti pulang sebentar. Di mana mudik adalah kegiatan Perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalkan menjelang lebaran.
Apa bedanya mudik dan pulang kampung menurut KBBI? Mudik artinya adalah untuk pulang ke kampung halaman, sedangkan pulang kampung ini adalah kembali ke kampung halaman. Lantas, apakah mudik diperbolehkan? Dalam kondisi pandemi yang melanda Indonesia sejak 2 tahun terakhir ini membuat situasi ekonomi bangsa melemah dengan seiring keterbatasan yang berlaku. Begitu juga persoalan aktivitas masyarakat yang rutin setiap tahunnya adalah menanti lebaran.
Pandangan saya, aktivitas mengenai larangan mudik pada libur lebaran kemarin di mulai berlaku pada 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Meski begitu, mereka yang berada di kawasan aglomerasi diperboleh melakukan mudik lokal. Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan atau Kemenhub RI mengecualikan mudik lokal daam larangan resmi mudik di lebaran 2021. Bagi saya, itu cukup efektif dalam kondisi saat, walaupun dalam keterbatas akan tetapi persoalan kelancaran sistem ekonomi masyarakat tidak bisa dihentikan.
Perspektif Mudik dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan
Dalam filsafat pemerintahan, bagian dari ilmu pemain filsafat yang mempertengahkan dengan baik buruknya pemerintahan, melalui filsafat pemerintahan moral pemerintah diajukan dan dicari dan juga dimaknai. Sesungguhnya merupakan kajian tentang pentingnya pelayanan sivil dan jika jasa pablik guna memenuhi tuntutan manusia.
Kita ketahui bersama jadi alasan kenapa mudik kali ini di lebaran 2021 dilarang?. Alasan utamanya adalah seperti yang saya lansir dari media online pendapat Ketua Satuan Tugas Covid 19 Doni Monardo, mengatakan keputusan pemerintah melarang mudik lebaran kali ini merupakan upaya untuk mencegah potensi lonjakan penularan covid 19.
Dalam filsafat, ada salah satu aliran namanya adalah Empirisme, apa itu empirisme? Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Istilah empirisme sendiri berasal dari bahasa Yunani, empiris yang berarti yang berarti coba coba atau pengalaman.
Jadi menurut pengamatan saya, dari beberapa literatur yang saya pelajari didaptkan kesenjangan mengenai apa urusannya dengan mudik? Secara kajian Ilmu Filsafat, pemerintah menetapkan larangan mudik berdasarkan Empirisme, yakni pengalaman atau istilahnya, belajar dari pengalaman. Pasalnya, berdasarkan dari data setahun terakhir momentum libur panjang berapa kali menyebabkan kenaikan kasus positif covid 19.
Kita lihat fakta lapangan beberapa waktu lalu mencontohkan, terjadi lonjakan jumlah pasien di rumah sakit darurat cvif tunas Wisma Atlit Kemayoran seusai libur peringatan hari kemerdekaan hingga Maulid Nabi pada tahun 2020. Di Jakarta terutama pada bulan Agustus Sampai dengan September tahun lalu, RS diisi Wisma atlet itu Di mana kedatangan pasien yang jumlahnya ratusan orang sehari sehingga ambulan harus antre masuk ke kawasan Wisma Atlit. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Satgas cobid 19 tidak ingin kondisi tersebut terulang kembali, sehingga mudik lebaran kembali ditiadakan tahun ini. Sama kak halnya dengan momentum liburan sebelumnya, aktivitas mudik yang dinilai berpotensi menimbulkan adanya mobilitas manusia yang sangat berisik menjadi pemicu terjadinya penularan.
Menurut saya, mengenai persoalan larangan mudik saat ini fakta unik nya adalah yang katanya mudik dapat mutuskan rantai penyebaran Corona dinilai tidak berhasil, malah memutuskan suatu Rahmi yang berhasil. Sopir bus tidak dapat uang untuk nafkahi anak isi padahal pengusaha bus bangkrut yang biasanya lebaran panen. Ada orang tua yang sedih dua tahun kadang tidak jumpa dengan anaknya, sekarang dengan kondisi seperti ini persoalan mudik dilaksanakan ikut masalah juga dilarang pun jadi masalah.
Penulis : Rahmat Razi Aulia, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan - Universitas Syiah Kuala