Gemarnews.com, Banda Aceh – Satuan Tugas Covid-19 Aceh meminta mahasiswa dari kampus Universitas Syiah Kuala yang akan segera melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN), untuk mengampanyekan bahaya penularan covid-19 di tengah-tengah masyarakat. Keberadaan mahasiswa di tengah masyarakat dianggap strategis dalam mensosialisasikan berbagai program pemerintah.
Ketua Bidang Penegakan Hukum dan Pendisiplinan Satgas Covid-19 Aceh, Mahdi Efendi, mengatakan, keberadaan mahasiswa di tengah masyarakat sangat penting. Apalagi masih ada masyarakat yang tidak percaya dengan pandemi Covid.
“Partisipasi mahasiswa sangat penting. Tolong yakinkan masyarakat tentang Covid ini. Berikan penyadaran tentang bahaya Covid ini,” kata Mahdi, saat bersilaturrahmi dengan civitas akademika Unsyiah, Rabu (23/06/2021).
Sementara itu, Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Aceh, Kombes Pol. Agus Sarjito mengatakan, mahasiswa yang datang ke gampong-gampong haruslah dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi para mahasiswa bakal melangsungkan KKN ke Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Kota Sabang, bukan daerah zona oranye.
“Semua kegiatan harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan pada setiap aspek kegiatan. Khusus aktivitas belajar mengajar yang berpotensi mengumpulkan massa sebisa mungkin dihindari,” kata Agus.
Di bagian lain, Waasops Kodam Iskandar Muda, Letkol Inf. Awang Danuarto, mengatakan, pihaknya bersama unsur kepolisian siap memonitor semua kegiatan, mulai dari keberangkatan hingga pelaksanaan KKN di daerah. Personil TNI-Polri, mulai dari jajaran Kodam/Polda hingga Koramil/Kapolsek dengan jajaran Babinsa dan Babinkamtibmas siap mendukung dan menyukseskan kegiatan KKN tersebut.
“Tentu pihak Unsyiah telah menyiapkan dengan baik. Tinggal pelaksanaan yang perlu diawasi terus. Jangan sampai abai. Mohon jajaran Unsyiah betul-betul melaksanakan apa yang sudah direncanakan, tinggal saja koordinasi agar kegiatan berjalan lancar,” kata Awang.
Awang juga mengingatkan, agar semua mahasiswa yang berangkat diperiksa secara berkala. Jika perlu per 15 hari sekali mereka diperiksa. Paling penting sebelum kembali ke kampus, mereka juga diperiksa sehingga dipastikan mereka kembali dalam keadaan sehat.
“Besar harapan kami, mereka membantu pelaksanaan sosialisasi bagi masyarakat. Adek-adek kita ini bisa jadi duta covid. Berikan pemahaman kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama, harapannya setelah KKN selesai para tokoh ini bisa melanjutkan sosialisasi,” kata Awang.
Sementara itu, Kabag Humas dan Media Massa pada Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Dedy Andrian, berharap agar para mahasiswa tersebut bisa bergabung dengan posko satgas di desa. Apalagi banyak posko Gampong yang sudah terbentuk namun belum berjalan maksimal.
Ia berharap keberadaan mahasiswa bisa membantu, sehingga menjadi pendorong agar posko covid-19 bisa berjalan.
Selain itu, mahasiswa juga diharapkan menyosialisasikan PPKM Mikro yang baru saja diperpanjang pelaksanaannya melalui Ingub yang dikeluarkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Wakil Rektor I Unsyiah, Profesor Marwan, menyebutkan sedikitnya ada 1.137 mahasiswa yang akan mengikuti KKN di tiga kabupaten/kota yaitu Aceh Selatan, Abdya dan Sabang. Per desa akan ditempatkan 3 orang mahasiswa. Selama di sana, mereka akan menyampaikan sosialisasi pandemi, pentingnya vaksinasi dan literasi belajar bagi anak usia Sekolah Dasar.
“Tentu mereka juga akan membantu pemerintah desa,” kata Profesor Marwan.
Adli Abdullah, Koordinator KKN, mengatakan, seluruh mahasiswa yang akan berangkat terlebih dahulu diswab antigen. Rombongan pun termasuk supir akan diswab. “Jika ada orang yang positif dalam rombongan, keberangkatan rombongan itu akan ditunda,” kata Adli. Per mobil akan dibatasi, di mana hanya memuat 4 sampai 8 orang saja. Keberangkatan direncanakan dilakukan hari Senin pekan depan.
Adli menambahkan, para mahasiswa tidak dibenarkan meninggalkan tempat KKN selama sebulan penuh tanpa laporan kepada pihaknya.
KKN di masa covid, tambah Adli, dilakukan untuk mendidik masyarakat agar lebih peduli terhadap potensi penularan dan tertular virus. Karena itu, mereka mengajak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk terlebih dahulu memberikan materi kepada mahasiswa untuk kemudian diteruskan kepada masyarakat. Materi yang akan disampaikan adalah covid nyata adanya, bukan hoax. (*)