Penulis: Nabila Tasya ( Mahasiswi Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Syiah Kuala)
Gemarnews.com, Meulaboh - merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Meulaboh, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha sebelum adanya pemekaran. Wilayah tersebut merupakan bagian wilayah pantai Barat dan Selatan pulau Sumatra.
Setelah adanya pemekaran di Aceh Barat luas wilayah berubah menjadi 2.927,95 km² dan memiliki penduduk sebanyak 210.113 jiwa pada akhir tahun 2019 lalu. Setelah adanya penjajahan yang terjadi di Aceh Barat maka lahirlah sebutan khusus Aceh Barat sebagai sebutan Bumi Teuku Umar karena Aceh Barat merupakan tanah kelahiran pahlawan kemerdekaan Indonesia yaitu Teuku Umar.
Teuku Umar merupakan pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Aceh, lebih tepatnya Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.Teuku Umar dilahirkan di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1854, di Gampong Masjid atau saat ini disebut Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan, Mulaboh, Aceh Barat.
Dan wafat pada tanggal 11 Februari 1899, Meulaboh, Aceh Barat.Ayahanda beliau bernama Teuku Ahmad Mahmud dan ibunda Tjut Mohani. Teuku Umar pada masa kecilnya di kenal sebagai anak yang pemberani, cerdas dan pantang menyerah dalam mengahadapi segala persoalan.
Dengan demikian beliau mampu menjadi seorang pemimpin perang pada tahun 1873 dimana saat itu beliau berusia 19 tahun dan sudah ikut serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya.
Wafatnya Teuku Umar pada tahun 1899 meninggalkan sejarah besar yang akan terus dikenang sepanjang masa, kisah perjuangan yang akan terus dikenang hingga saat ini salah satunya ialah dengan meneruskan tradisi Napak Tilas sebagai simbol perjuangan dari Teuku Umar pada masa penjajahan.
Tidak hanya itu nama Teuku Umar juga akan terus di jadikan sebagai salah satu ikon kota Meulaboh sebagai daerah penuh akan sejarah.
Meski zaman terus berkembang tetapi penting bagi kita untuk tetap terus mengetahui aspek-aspek penting di dalam sejarah Kota kita yaitu bumi Teuku Umar.
Napak tilas merupakan sebuah tradisi yang di lakukan oleh sekelompok masyarakat dari berbagai kalangan di Meulaboh dalam memperingati perjalanan Teuku Umar dalam perjuangannya pada masa penjajahan.
Setiap tahunnya Pemerintah Aceh Barat dan masyarakat memperingati gugurnya Pahlawan Nasional Teuku Umar Johan Pahlawan dengan melakukan Napak Tilas, seluruh peserta mengambil awal perjalanan dari tugu batu putih, pantai suak ujong kalak Meulaboh, dan garis finish di Makam Teuku Umar kawan Gunung Mugo Cut, Kecamatan Panton Reue, dengan menempuh rute jalan kaki sejauh 40km.
Kegiatan Napak Tilas bukan sebuah perjalanan yang singkat, sebuah perjalanan yang penuh sejarah itu yang hampir setiap tahunnya selalu diperingati sebagai sebuah simbolis perjuangan pahlawan kita, bahkan banyak masyarakat yang sangat antusias mengikuti maupun mendukung, anak-anak muda dengan semangatnya memperlajari perjalanannya para pahlawan pada saat penjajahan.
Kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan untuk mengenang beratnya pengorbanan Teuku Umar Johan Pahlawan dalam mempertahankan tanah air dari penjajah, namun hal ini dilakukan dengan harapan agar dapat menjadi motivasi dalam pembangunan Aceh Barat.
Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk membentuk karakter pemuda-pemudi yang pantang menyerah dalam memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sebagai mana yang telah dilakukan oleh Teuku Umar pada saat beliau memperjuangkan Aceh.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan domestik maupun internasional ke Aceh Barat sehingga sekaligus dapat mempromosikan wisata sejarah bagi dunia internasional.
Menurut pandangan filsafat tradisi ini dilakukan atas metode historis atau sepeninggalan yang mengkaji tentang persoalan seluk beluk kehidupan manusia secara menyeluruh, komprehensif dan fundamental.
Dengan adanya sejarah seperti Napak Tilas tersebut maka kegiatan kehidupan manusia di muka bumi ini di awali dengan adanya sebuah proses sejarah, karena sejarah telah mengikat manusia baik secara sadar ataupun tidak manusia telah menciptakan keadaan sejarahnya sendiri.
Dengan adanya sejarah maka generasi-generasi baru dapat mengetahui dan memahami bagaimana bentuk perjuangan, pengorbanan, dan pembentukan dari tokoh sejarah yang telah memperjuangkan kemerdekaan sehingga dapat membawaa kita kemasa yang tengah kita rasakan pada saat ini. (*)