AKTIVIS PMII : Vaksinasi VS Kegaduhan Masyarakat
GEMARNEWS.COM - Per tanggal 13 Juli 2021 sebanyak 208.265.720 Rakyat Indonesia ditetapkan sebagai target sasaran vaksinasi nasional dalam rangka mencapai Herd Immunity, angka ini meningkat dari target sebelumnya, yakni 181.554.465 target sasaran. Namun berdasarkan update data vaksinasi per 13 Juli angka vaksinasi lengkap masih tergolong rendah, baru mencapai 7,29% dari total target sasaran (Covid-19.go.id, 2021).
Kondisi ini dipengaruhi oleh keraguan masyarakat terhadap kemanan dan efektivitas vaksin COVID-19. Berdasarkan survei pada 10 Januari – 31 Maret 2021 terhadap 178.988 responden, 49,2% orang dewasa yang ragu-ragu untuk vaksinasi khawatir terhadap efek samping vaksinasi sedangkan 34,9% menunggu dan melihat situasi (Kemenkes RI,2021).
Laporan hasil survei memang menunjukan penurunan keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi, dari 28,6% menjadi 19,2%. Penurunan ini didukung oleh program yang telah dilakukan Kemenkes RI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya vaksinasi. Sehingga sebenarnya sosialisasi pemerintah serta kepemudaan dan kemahasiswaan melaui PB PMII memiliki peran yang sangat penting dalam kesuksesan vaksinasi.
Keraguan masyarakat terhadap vaksinasi seringkali dipicu oleh beredarnya informasi hoax yang simpang siur, terutama berita-berita di media sosial maupun portal berita lainnya tentang keamanan dan efektivitas vaksinasi. Tidak bisa dipungkiri, pengendalian berita-berita yang beredar di media sosial sulit untuk dilakukan terutama apabila hanya mengandalkan “Petugas”.
Berdasarkan laporan, pada uji klinik fase 3 yang dilakukan di Indonesia reaksi lokal setelah vaksinasi pertama dan kedua pada kelompok vaksin dan placebo ialah nyeri otot, kelelahan dan demam. Efek samping yang paling sering dilaporkan paska vaksinasi adalah nyeri di tempat suntikan. Pada umumnya, efek samping dari vaksin bersifat segera dan sementara, bersifat ringan dan dapat hilang dengan sendirinya atau diatas dengan obat paracetamol. (Kemenkes RI, 2021). Pelaksanaan vaksinasi tentunya sudah disusun dengan matang.
Untuk mengantisipasi peluang efek samping vaksin, pada tiap sesi vaksinasi dilakukan peserta vaksinasi akan melakukan skrining awal sebelum vaksinasi dan pemantauan selama 30 menit setelah vaksinasi. Skrining awal ini dilakukan untuk menilai kelayakan penerima vaksinasi sehingga dapat meminimalisir efek samping yang tidak diinginkan (Kemenkes RI, 2021).
Oleh karena itu masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk menerima vaksinasi. Yang perlu dilakukan adalah mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dan tetap menjaga kesehatan dan menaati protokol kesehatan, baik sebelum maupun setelah mendapat vaksinasi. Hal utama yang perlu untuk selalu diingat adalah kejujuran selama proses skrinning awal, hubungan timbal balik berupa kepercayaan terhadap tenaga kesehatan sangat diperlukan. Semua keluhan yang dialami sebelum vaksinasi perlu disampaikan untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
Saya Syahrul Maulana Ketua PC PMII PIDIE JAYA-PIDIE menyarankan kepada masyarakat indonesia jangan terlalu kaku terhadap vaksinasi karna tidak ada suatu negara yang ingin masyarakatnya hancur karna situasi saat ini apalagi bayak lembaga seperti MUI dan Organisasi seperti Nahdlalut Ulama juga Organisasi Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia, dll yang mendukung penuh Vaksinasi covid-19 demi kebaikan bangsa dan masyarakat indonesia.