Gemarnews.com, Banda Aceh – Keberadaan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) harus mampu mendukung secara penuh kemandirian sebuah gampong, kata Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, Sabtu (24/07/2021).
Pernyataan ibu dari dua orang putra itu dilontarkan dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat tahun 2021, di Aula Wisma Permata Hati. “Sebelum membentuk BUMG, perkuat dulu komitmen bersama dan pelajari potensi bisnisnya. Pelajari apa yang sedang menjadi tren saat ini serta apa saja potensi unggulan gampong yang memiliki nilai jual,” ujar Dyah Erti berpesan.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga menyemangati para peserta yang didominasi oleh para Ketua TP PKK Gampong di seputaran Kota Banda Aceh. “Semangat para Ibu juga akan membuat masyarakat semangat. Pengelolaan sampah yang baik bukan hanya menghasilkan secara ekonomi tapi dapat meringankan beban Pemerintah Kota dalam pengelolaan sampah.”
Rakor yang berlangsung dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan itu juga menghadirkan Edi Fadhil, Kasi Pengembangan Usaha dan Lembaga Ekonomi Gampong di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh dan Vice Presiden PT Pegadaian Feri Heriawan, sebagai pemateri.
Selain itu, Rakor ini juga diikuti oleh Ketua TP PKK Kota Banda Aceh, Camat Meuraxa Adriansyah serta sejumlah keuchik dan Ketua TP PKK Gampong, di seputaran Kota Banda Aceh.
Usai Rakor, Dyah Erti bersama para peserta juga berkunjung ke Bank Sampah reduce, reuse, recycle (3R) ‘Guna Bersama’ di Gampong Surien. Bank Sampah ini merupakan BUMG milik Gampong Surien.
Saat ini, Bank Sampah 3R Guna Bersama telah menjalun kerjasama dengan PT Pegadaian dalam Program Memilah Sampah Menabung Emas. Dengan mengikuti program ini, seriap sampah yang dihasilkan oleh masyarakat akan dikonversi menjadi tabungan emas di Pegadaian.
Kepada Ketua TP PKK Aceh, Vice Presiden PT Pegadaian Feri Heriawan memperkenalkan Haryati, salah seorang Ibu Rumah Tangga yang mengikuti Program Memilah Sampah Menabung Emas. Saat ini, Haryati menjadi salah seorang nasabah tabungan sampah yang paling aktif.
“Saat ini, tabungan sampah Ibu Haryati sudah mencapai Rp1 juta lebih,” ujar Feri.
Kepada para pengelola Bank Sampah dan sejumlah IRT yang kebetulan ada di lokasi, Dyah Erti juga memberi motivasi tentang pentingnya memilah sampah tidak hanya secara ekonomi tetapi juga bagi upaya pembangunan dan penataan lingkungan yang lestari.(*)