Gemarnews.com, Jepara - Muhamad Mahfud rian bocah rajin dan kreatif, yang duduk sebagai Siswa di SMP N.3.Jepara itu, justru memanfaatkan sisa waktunya belajar online membantu pekerjaan orang tuannya dari sisa belajar daring dimasa pandemi covid19.
Dimasa kanaknya itu Muhamad Mahfud Rian justru berkreatif dan mampu memberesi pekerjaan yang semestinya dikerjakan orang dewasa menjadi pengrajin furniture (permebelan) di rumahnya Desa Tegal Sambi Rt5/Rw1 Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Apiknya lagi bocah yang lahir dari pasangan Eko Hariyanto dan Chaerun Nikmah itu,dimasa belajar daring saat ditanya oleh tim media ini (27/72021)Rian panggilan akrabnya menjawabnya polos."daripada bermain tidak ada manfaatnya lebih baik membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan di rumah".ujarnya singkat tampak agak malu malu.
Sementara Eko Hariyanto sebagai orang tua justru mendidik anak yang bisa berkreatif,warga
desa Tegal sambi kecamatan tahunan tak melarang anaknya bermain,namun lebih bermanfaat justru kreatif membantu orang tuanya.
Kemudian seperti di sampaikan Eko Haryanto."dimasa pandemi ini otomatis pembelajaran siswa sekolah melalui online atau daring banyak sekali sisa waktunya, serta kondisi seperti ini malah seperti anak saya yang bernama Muhammad Mahfud Rian. tidak mau bermain seperti anak yang lain memanfaatkan waktunya setelah selesai belajar online".ujar Eko Babenya Rian yang pengrajin furniture itu sambil menunjukan hasil kerja kreatif anaknya.
Kemudian cara belajar loster atau membatik kayu ukir dengan mesin sprayer seperti yang dilakukan oleh Rian bukanlah kerja mudah sebab jika keliru sedikit maka hasilnya mempengaruhi kualitas harga furniture.
Jarang juga Kreatifitas yang dikerjakan oleh Rian justru menjadi motifasi bagi siswa -siswa yang lain membantu orang tua serta mendapatkan ilmu atau keahlian untuk bekal masa depannya.
Hal yang demikian dilakukan oleh anak sekolah menengah pertama justru sebagai bentuk pembelajaran kepada kaum milenial ikut melestarikan icon kota Jepara sebagai kota ukir,dengan harapan agar tidak punah tergerus zaman regenerasi dari kaum milenial saat ini. (*)