GEMARNEWS.COM,BENER MERIAH - Uzi Delung sapaan akrab untuk Fauzi, seorang petani Kentang di Kampung Delung Tue Kecamatan Bukit, mengharapkan Pemerintah Daerah hadir menangani persoalan anjloknya harga komuditi kentang di pasar Bener Meriah, hingga Uzi pun menulis status di media sosialnya.
“Kami tidak mendesak Pemerintah Daerah untuk membuat keripik kentang di negeri harmoni, yang kami desak Pemerintah mencari solusi terkait turunya harga kentang di Bener Meriah” tulis Uzi di laman status akun media sosial milik Uzi Delung. (19-9-2021)
Kepada Gemarnews.com Uzi menjelaskan untuk menanam kentang para petani harus mengeluarkan modal yang besar, namun setelah panen harga tidak sesuai, terlalu murah. Sebelum memasuki bulan ini harga beli tertinggi dari petani kentang berkisar Rp.7500 , masa panen petani kentang diambang mata, kini harga kentang sudah ada yang anjlok mencapai Rp.4500, teman saya pak hasan juga menyampaikan demikian.
“ apakah ini ada permainan dagang di masa panen kentang? kami petani tidak mengetahui dengan jelas sebab anjloknya harga kentang ini “ ungkap Uzi delung.
Kabupaten Bener Meriah selain penghasil kopi,para petani di daerah ini juga bercocok tanam sayaur mayur, dari sekian banyak komuditi , diantaranya adalah kentang. Seperti di wilayah Pertanian Delung dan sekitarnya, mayoritas petani saat ini tengah bercocok tanam kentang.
“Anjloknya harga kentang diambang masa panen raya ini, menyebabkan kami sebagai petani begitu gundah bisa-bisa ada yang drop “ jelasan Uzi.
Pada penghujung September 2021 Petani Kentang akan mengalami kerugian, Uzi memperkirakan ada lebih kurang 100 Hektar lahan kentang milik petani.
Sebagai masyarakat Uzi meminta tolong kepada Pemerintah dicarikan solusi, karena harga bibit G1 atau G2 saja sudah mahal, demikian pula harga pupuk misalkan NPK BAS sebelumnya Rp.410000 Per Sak akhir-akhir ini naik Rp.470000 Per Saknya, jika hasil panen petani seharga di pasar Rp.5000 per Kilo gramnya, petani kentang sudah tidak dapat apa-apa. (Zakiya Mahe )