Pasalnya, Pentupan Pintu Air itu sangat berdampak bagi petani yang ada dibeberapa kecamatan di kabupaten Pidie diantaranya di kecamatan Indrajaya, Mila, Simpang Tiga, Peukan Baro, dan beberapa kecamatan lainnya.
Petani diwilayah itu sudah sekali masa tanam terlewatkan karena ketidak tersedian Air dan seharusnya Bulan oktober ini sudah mulai masa turun kesawah tapi lagi-lagi Harapan mememiliki padi dirumah itu tahun ini pupus.
ulul mengatakan kita sangat sedih dan mesyesali keputusan yang tidak Pro terhadap Petani itu akibatnya berimbas pada ekonomi masyarakat petani yang sangat terpuruk, kita khawatir akan keadaan kebutuhan masyarakat bertahan hidup untuk Lima bulan kedepan yang hanya berharap pada hasil pertanian Padi, mereka sangat kesusahan karena Stok gabah yang disimpan hambir habis.
kita meminta kepada pemerintah kabupaten pidie untuk mendengar jeritan hati petani, harusnya memanggil profesor- profesor atau Tim yang ahli dibidangnya untuk mengatasinya dan saya kira tidak kurang orang- orang yang pintar di kabupaten Pidie yang mampu memikirkan hal tersebut, bukannya memeritah camat mensosialisasikan keputusan yang keliru ini.
seharusnya pemkab pidie mendukung program Presiden republik indonesia Bapak Jokowidodo dan mengupayakan segala cara dan Upaya alam rangka pemulihan ekonomi Nasional dimasa pandemi ini terlebih bagi masyarakat Petani.
