PENULIS: SALMIZA
Kuil Palani Andawer terletak di tengah kota Banda Aceh, Jl. Teungku Dianjung, Keudah, Kec. Kuta Raja, Kota Banda Aceh, provinsi Aceh. Kuil Palani Andewer ini yang sedang di pimpin oleh seorang pemuda yang asal keturunannya asli dari India yang bernama Rada Krisna, asal nenek dari india ke Aceh, Rada Krisna ini ia merupakan generasi kedua yang lahir di aceh.
Jadi kuil palani andewer di bangun pada tahun 1938 yang membangun kuil ini di aceh yaitu kakek dan nenek dari pandita Rada Krisna yang berdagang ke aceh pada masa itu. Dari tahun 1938 hingga tahun 2004 umat Hindu di Aceh lumanyan banyak di bandingkan setalah pasca stunami yang melanda di Aceh sejak tanggal 26 Desember 2004 silam.
Perbincangan kami bersama Pandita Rada, Senin, 18 Oktober 2021 sebelum stunami melanda di Aceh beberapa tahun silam umat Hindu lumanyan banyak. Setiap minggu kuil kami selalu ramai saat beribadah dan kami umat Hindu selalu membuat acara rutinitas ritual setiap bulan bahkan setiap tahun kami selulu mengelar ritual Pangguni Ulthiram yang berarti hari kemenangan bagi Dewa Muruga.
Akan tetapi setalah Stunami yang melanda di aceh sangat banyak umat Hindu yang terbawa arus stunami dan hanya sedikit lagi umat kami yang tertingal di aceh. Dan sebagian umat kami (Hindu) setelah pasca stunami ada yang pulang ke daerah asal India, ada yang merantau entah kemana dan ada yg pindah ke Sumatra.
Setelah pasca tsunami Kuil thamil di Aceh sering juga membuat rutinitas tahunan yaitu mengelar ritual Pangguni Ulthiram atau disebut dengan hari kemenangan bagi Dewa Muruga. Meskipun setelah pasca stunami, Hindu di Aceh sangat keterbatasan umat akan tetapi ritual Pangguni Ulthiram tetap ramai sama seperti sebelum stunami, semua itu berkat masyarakat Aceh (muslim) yang masih memperdulikan agama Hindu dan juga dukungan dari saudara2 umat Hindu dari Sumatra yang ikut menyelenggarakan Rituan Agama Hindu Di Aceh.
Pandita atau pimpinan kuil Palani Andewer, rada krisna menggatakan sangat berterimakasih kepada masyarakat aceh yang muslim dan masyarakat aceh yang non muslim, yang telah mendukung dan ikut berpartisipasi dalam menyaksikan ritual Pangguni Ulthiram yang kami selenggarakan setiap tahun.
Saat ini Agama Hindu di Aceh sangat keterbatasan Umat, setiap hari saat peribadatan terkadang hanya mereka berdua yaitu Pandita Rada Krisna dan Istrinya. Pandita atau pimpinan kuil Palani Andewer, rada krisna mengatakan selama pandemi covid 19 ini sudah dua tahun tidak menyelenggarakan ritual tahunan dikarnakan tidak boleh berkerumunan di kota banda Aceh. Maka mulai dari situlah Pandita rada khawatir terhadap umat hindu saat ini di Aceh. Hari semakin hari kuil sangat sepi saat beribadah tambah lagi ritual rutinitas tahunan tidak bisa di selenggarakan.
Pandita kuil Palani Andewer, rada krisna mengatakan umat Hindu di Banda Aceh saat ini sangat sedikit yang berjumlah lebih kurang 50 jiwa. Usaha Pendita saat ini belum terwujudkan untuk mengantikan kepemimpinan beliau tapi Pendita rada tak pernah menyerah untuk selalu berusaha agar ada pegantinya yang merawat Kuil Hindu di Aceh, Pendita pergi kesetiap rumah-rumah umat Hindu yang ada di Banda Aceh dan menyakan kesedian mereka untuk mengatikan kepemimpinan pendita Rada Krisna yang dari 2004 hingga sekarang belum ada yang mengantikannya.
Pendita maunya orang yang mengantikan kepemimpinan beliau yaitu orang Hindu yang ada di Aceh dan Pendita bersedia mengwariskan ilmu-ilmu atau tata cara merawat Kuil Hindu Andewer yang ada di Aceh.