Gemarnews.com, Banda Aceh - Setelah delapan tahun konsisten melahirkan sutradara-sutradara baru, Yayasan Aceh Dokumenter mulai memberikan kesempatan untuk pembuat film dalam berkarya lebih banyak dan meningkatkan jam terbang dalam produksi film dokumenter. Ini memberi peluang besar bagi sutradara dokumenter di Aceh untuk terus menekuni profesi ini. Di tengah terbukanya akses penayangan film dokumenter pada berbagai platform, peningkatan mutu SDM adalah prasyarat untuk perkembangan film dokumenter di Aceh.
Yayasan Aceh Dokumenter berkomitmen untuk melahirkan karya-karya dokumenter baru, bermutu, bermanfaat bagi kehidupan sosial, serta dokumenter yang mampu menghadirkan bentuk baru dari perkembangan sinema. Atas dasar itu, tahun ini YAD membuat kesempatan bagi pembuat film agar mengirim ide film dokumenter untuk diproduksi secara profesional. YAD membuka program Aceh Documentary Film Fund dan Aceh Documentary Junior Film Fund.
Aceh Documentary Film Fund adalah sebuah program pendanaan film dokumenter dengan proses produksi yang profesional, sebagai batu loncatan bagi sutradara dokumenter untuk terjun ke dalam industri film dokumenter.
ADFF diperuntukkan untuk pembuat film di Aceh yang punya ide cerita dokumenter yang hendak diproduksi. “ Aceh Documentary Film Fund adalah kesempatan emas untuk sutradara film di Aceh yang punya proyek dokumenter dan mereka terkendala dengan dana produksi “ sebut Akbar Rafsanjani, manajer program Aceh Documentary Film Fund.
Selain itu, Yayasan Aceh Dokumenter juga mengkhususkan pendanaan produksi film pendek yang melibatkan siswa SMA/Sederajat sebagai sutradara. Program tersebut bertajuk Aceh Documentary Junior Film Fund. Menurut Akbar, medium audio visual sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pelajar, terutama siswa/i Sekolah Menengah Atas.
Siswa/i menyerap apa yang empirik di realita kemudian menjadikannya sebagai asas berpikir epistemik dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu , Yayasan Aceh Dokumenter mencoba mengisi ruang pendidikan tersebut dengan melatih siswa/i untuk berpikir kritis terhadap realita yang mereka hadapi sehari-hari lewat film dokumenter.
“Aceh Documentary Junior Film Fund ini juga bagian dari penglibatan siswa sekolah untuk belajar keahlian langsung bersama profesional filmmaker di Aceh. Tim akan mendapatkan pendanaan untuk produksi ide cerita mereka, namun yang menjadi sutradaranya adalah siswa SMA/Sederajat. Tentu saja ini akan menjadi pengalaman berharga bagi siswa.
Untuk mendaftar, inisiatif bisa dari siapa saja; siswa, guru, maupun filmmaker, mereka kemudian bisa mengumpulkan tim” Akbar menjelaskan. Dua pendanaan produksi film dokumenter ini terbuka untuk umum, dimulai sejak tanggal 10 Februari dan akan
ditutup pada 3 April 2022. Untuk informasi terkait syarat dan ketentuan juga kelengkapan submisi, pelamar bisa
mengunjungi website acehdocumentary.com atau mengunjungi akun Instagram resmi Aceh Documentary, @acehdoc. []