Gemarnews.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penanganan infrastruktur sumber daya air (SDA) pascabencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) rampung pada Maret 2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan SDA di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.
“Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan,” kata Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Kementerian PUPR melakukan penanganan infrastruktur SDA yang rusak pascabencana Badai Siklon Tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada April 2021. Percepatan penanganan dilaksanakan di 90 lokasi guna pemulihan fungsi penyediaan air baku, irigasi pertanian, dan prasarana pengendali banjir.
Penanganan infrastruktur dilaksanakan secara terpadu mulai dari pembangunan dan perbaikan bendung, rekonstruksi saluran irigasi hingga normalisasi sungai. Tercatat hingga pertengahan Januari 2022 telah selesai 77 lokasi dan sisanya 13 lokasi masih dalam pelaksanaan dengan target selesai Maret 2022.
Salah satu infrastruktur selesai adalah pembangunan dan perbaikan Bendung Benanain di Kabupaten Malaka. Diharapkan dengan selesainya pekerjaan Bendung Benanain dapat memberi manfaat dalam mengurangi risiko bencana banjir di daerah hilir.
Penanganan bendung meliputi pembangunan saluran induk sepanjang 250 meter, tanggul saluran dan jalan inspeksi sepanjang 250 meter, saluran sekunder dan tanggul sepanjang 2.750 meter, pemasangan pintu pembilas kantong lumpur sebanyak 2 unit, pekerjaan mekanikal elektrikal pintu intake sebanyak 2 unit, trashrack intake 1 unit serta perbaikan Inlet dan Outlet Siphon.
Bendung Benanain berlokasi di Sungai Benanain di Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur, sekitar 320 km dari kota Kupang. Bendungan ini melayani jaringan irigasi seluas 6.750 hektare di Malaka meliputi Kecamatan Malaka Tengah, Malaka Barat, Weliman dan Kobali.
Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Ditjen SDA juga menyelesaikan pembangunan dan rehabilitasi Bendung Baing (2.000 hektare) di antaranya pembangunan tanggul dan dinding sayap kiri, pembersihan lumpur serta pembangunan jalan inspeksi sepanjang 600 meter.
Selain itu juga diselesaikan penanganan longsoran Lereng di Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, Tanggul Sungai Kambaniru sebagai pengaman Bandara Waingapu di Sumba Timur serta perbaikan 5 Embung di Pulau Sabu seperti Embung Mapuhaba dan Mareponua, Kabupaten Sabu Raijua.
Untuk infrastruktur yang diharapkan selesai Maret 2022 di antaranya penanganan Bendung Mena Kabupaten Timor Tengah Utara, Bendung Haekesak di Perbatasan Indonesia-Timor Leste, dan beberapa bendung kecil untuk mengurangi risiko banjir di Kabupaten Alor seperti Bendung Lembur dan Waisika. (*)
sumber: antara