Gemarnews.com, Pidie Jaya - Arief, itulah nama panggilan dari pemilik Kebab Turki Arief. Saat ini, di hampir seluruh Aceh, gerai Kebab miliknya sudah mencapai 8 gerai sejak ia memulainya pada tahun 2019.
Pria dengan nama lengkap Arief Fadhilah ini mengaku bahwa dirinya sebelum mendirikan kebab turkinya, ia bekerja sebagai pelayan cafee di Meureudu ibukota Pidie Jaya.
"Dulu, waktu itu, saya bekerja sebagai pelayan cafee atau warung di Meureudu Pidie Jaya," ujarnya kepada Gemarnews.com, Jumat (4/3/2022).
Di umur yang masih terbilang muda, Arief telah sukses menjalankan bisnisnya. Bisnis yang ia geluti pun tak terlalu akrab di telinga orang Aceh khususnya Pidie Jaya. Namun, itu tak membuatnya berkecil hati. Sejak 2019, Arief mulai membangun sebuah bisnis kuliner miliknya sendiri, yakni Kebab Turki Arief di Bundaran Kota Meureudu.
Lantaran kebab bukanlah makanan yang akrab dengan lidah orang Aceh, perjuangan Arief dalam memulai bisnisnya tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Hal yang pasti, ia harus membuat makanan itu menarik minat dan membuat konsumen penasaran. Tak cukup sampai di situ, pemuda kelahiran Bireuen pada 1995 itu juga harus berurusan soal cita rasa, sesuatu yang tak sederhana sama sekali dalam bisnis kuliner.
Ia lalu memutuskan menjadi pengusaha kebab dan mulai berjualan kebab dengan gerobak di salah satu pojok Jalan Tgk. Chiek Pante Geulima Kota Meureudu, Pidie Jaya. Bagi Arief, membangun gerobak cenderung lebih praktis dan tak membutuhkan modal yang besar.
Dari gerobak itu, usaha kebab Arief berkembang terus. Menjadi makanan yang tergolong asing, lewat gerobak kecil yang ada di pojok jalan itu, Arief mulai mengakrabkan kebab pada lidah orang Pijay. Selera masyarakat pun terbentuk.
Tentu, usaha Arief dalam mendapatkan pencapaian itu memerlukan perjuangan yang tak gampang. Semua, seperti kata orang, butuh harga yang harus dibayar.
Untuk saat ini, selama 2 tahun perjalanan usaha kebab, ia sudah memiliki 8 gerai di Aceh.
Meski sudah memiliki banyak gerai di Aceh, di tengah banyaknya berkembang bisnis kuliner yang ada, ia memiliki strategi sendiri untuk membuat usahanya tetap tegap berdiri yakni dengan terus belajar, inovasi dan memperbaiki kualitas produk.
“Harus banyak belajar jangan cepat puas, dan kualitas produk tentunya harus lebih ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Dengan begitu, Arief berharap anak-anak muda ke depannya dapat terinspirasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas diri. "Dengan begitu, juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran tentunya,"pungkasnya. (*)