Notification

×

Iklan ok

Misteri nama “sanger” di warung kopi Aceh

Jumat, 29 April 2022 | 09.18 WIB Last Updated 2022-04-29T02:18:40Z
Dok.foto Penulis : Muhammad YS


GEMARNEWS.COM , OPINI - Berbicara tentang Aceh secara praktis tentu banyak hal dan keunikan yang akan kita temui, dari beragam sisi dan perspektif salah satu sisi yang menarik adalah keberadaan warung kopi yang begitu membanjiri hampir diseluruh wilayah yang ada di Aceh, baik di pedesaan maupun di kota-kota. 

Bahkan saking jumlahnya yang tak terhitung, Aceh dilabeli sebagai “nanggroe siribe warong kupi” alias negeri seribu warung kopi. Kopi menjadi minuman yang hampir semua kalangan menyukainya, dari mulai para pejabat hingga rakyat jelata.

Dalam kultur masyarakat Aceh, keberadaan warung kopi seakan-akan menjadi suatu wadah dalam membangun ruang komunikasi sekaligus silaturahmi. Warung kopi juga serasa ruang literasi bagi masyarakat Aceh, di sanalah mereka bertukar pikiran, membahas permasalahan sosial dan politik atau bahkan membahas isu yang remeh temeh.

Cita rasa kopi yang syahdu dan ditambah beberapa kue khas Aceh, menambah suasana ngopi menjadi lebih “renyah”. 

Namun ada satu hal yang barangkali tidak semua kalangan tahu terkait dengan salah satu cita rasa kopi yang sering di seduh oleh kalangan muda maupun tua. Ya, ‘sanger’ namanya.

“Bang neu olah sanger saboh!”, begitulah kira-kira suara penikmat sanger dalam memberi aba-aba kepada pelayan di warkop.

Sanger adalah paduan kopi dengan racikan susu, atau bahasa mudahnya adalah kopi susu. Namun kenapa bahasa sanger lebih familiar di warung kopi yang ada di Aceh? 

Nah, kisah ini bermula ketika beberapa dari mahasiswa yang berada di Banda Aceh hanya memiliki uang pas-pasan namun berhasrat mencicipi kopi dengan racikan susu. 

Dengan kondisi ‘financial freedom’ yang belum memadai, akhirnya mereka berkompromi dengan pemilik warung kopi dan minta sama-sama mengerti bahwa mahasiswa tidak mempunyai banyak uang, tapi sesekali ingin minum kopi pakai susu. 

Nah ungkapan "sama-sama ngerti" yang disingkat menjadi "sanger" inilah yang kemudian dijadikan istilah oleh mahasiswa yang nongkrong di warung kopi untuk menikmati kopi plus susu.

Berawal dari itulah, kemudian nama sanger lebih familiar di kalangan penikmat kopi yang berada di Aceh hinhha saat ini. Bukan diadopsikan dari bahasa luar, melainkan cipta karya mahasiswa yang berada di nanggroe teulebeh sendiri. Tabek !!! 


Penulis : Muhammad YS
Penikmat Sanger di Cekmin Kupi Sigli Pemerhati Sosial di Pidie
×
Berita Terbaru Update