Gemarnews.com, Lhoksukon- Central Information for Samudera Pasai Heritage (CISAH) memperingati hari wafatnya (Haul) Sultan Malikussaleh di Komplek Makam Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Minggu, 17 April 2022.
Peringatan tersebut dirangkai dengan pembacaan samadiyah dan do’a selepas salat ashar berjamaah. Acara dilanjutkan dengan pemaparan tentang sosok sultan.
Sukarna Putra yang juga Wakil Ketua CISAH memaparkan Tentang Profil Sultan Malikussaleh mulai dari kepribadian hingga sifat ketokohannya.
Dikatakannya, “Pada epitaf yang tertulis pada batu nisan, dapat diketahui informasi tentang sosok di baliknya. Pada epitaf nisan kaki terbaca nama Al-Fatih Sultan Al-Malik Ash Shalih. Al-Fatih dikenal sebagai nama Sultan Muhammad asal Turki yang merupakan Sang Penakluk, begitu pula Sultan Malikussaleh menyandang nama ini karena sejatinya beliau juga Penakluk, pendiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perhubungan Kodam Iskandar Muda (Hubdam IM) Kolonel CHB Jun H dalam Kesempatan tersebut memaparkan sekelumit perjalanan aksi penyelamatan situs cagar budaya di Aceh. Pada beberapa kesempatan, Hubdam IM mengerahkan prajurit TNI untuk membantu membersihkan makam dan menegakkan nisan yang telah tertimbun tanah.
“Kita dari Hubdam prihatin dengan kondisi batu nisan di Aceh. Batu nisan adalah bukti sejarah otentik, nisan menunjukkan kedudukan orang dimakamkan. Kalau kitab, uang, gampang dibuat palsu, tapi nisan tidak bisa dipalsukan. Karena sejauh ini tidak ada nisan palsu,” kata Kahubdam.
Sementara itu Ketua CISAH, Abdul Hamid menyampaikan, peringatan Haul ini sudah berlangsung selama empat kali. Sementara yang dilaksanakan hari ini merupakan haul kelima.
“Haul ini merupakan yang kelima kali sejak tahun 2018. Beliau adalah pendiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara, tapi sayang masih banyak orang yang tidak tahu dimana lokasi makamnya, makanya kita buat disini, di makam, di Gampong Beuringen Kecamatan Samudera,” ujar sosok pegiat sejarah Aceh yang akrab disapa Abel Pasai.
“Dalam kegiatan ini, kita juga memperkenalkan kembali sosok Sultan, ketokohannya, supaya bisa kita ambil i’tibar, kita jadikan teladan dari sifat-sifat dan karakter Sultan, terutama bagi generasi muda khususnya Aceh,” sambungnya.
Dalam kegiatan itu pula dilakukan santunan bagi 60 anak yatim dari 18 gampong dalam kemukiman Blang Mee Kecamatan yang sama.
Acara tersebut terlaksana berkat donasi dari tim CISAH didukung Baitul Mal Kabupaten Aceh Utara, dari Kepala-kepala sekolah yang aktif melakukan studi sejarah di Museum Samudera Pasai dan donatur lainnya. CISAH menyerahkan piagam penghargaan kepada Hubdam IM dan ditutup dengan buka puasa bersama anak yatim.
Sultan Malikussaleh wafat pada bulan Ramadhan 696 Hijriah. Lalu digantikan putranya Asy-Syahid Sultan Muhammad Al-Malik Azh-Zhahir. Makam kedua Sultan ini terletak berdampingan dan menjadi saksi masa kejayaan kerajaan Islam pertama yang menjadi pintu masuk agama Islam di Nusantara, (Red)