Gemarnews.com, Pidie - Sejumlah tokoh perwakilan masyarakat Gampong Lada Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie, memanfaatkan moment silaturahmi lebaran dengan menyampaiakan sejumlah aspirasi kepada Anggota DPR - RI asal Aceh, M.Nasir Jamil pada Rabu (4/5).
Salah satu aspirasi masyarakat yang disampaiakan seringnya tanaman padi di daerah Gampong Lada dan desa sekitar yang sudah ditanam terendam banjir akibat limpahan air dari jaringan saluran yang sempit.
Setelah menerima keluhan tersebut, M.Nasir Jamil langsung mengajak masyarakat untuk melihat langsung lokasi saluran yang dimaksud.
Setelah melihat secara langsung Nasir Jamil menyampaiakan rasa prihatin dengan kondisi saluran yang sudah banyak yang patah juga ukuran saluran terlalu sempit, sehingga tidak mampu menampung debit air dari saluran dari hulu, sehingga menyebabkan luapan air merendam padi di sawah masyarakat.
"Melihat kondisi lapangan segera saya sampaiakan ke Dinas terkait tingkat Provinsi, ini menyangkut hidup petani di sini, perlu perhatian dan penanganan segera, ujar M.Nasir Jamil serius.
Persoalan ini sudah sangat meresahkan petani, kalau tidak ditangani segera rehabilitasi jaringan irigasi, akan berakibat fatal terjadi gagal panen dari puluhan hektar sawah, ujar Nasir Jamil.
Menurut kepala desa Gampong Lada Tgk Razali M.Taleb hampir tiap tahun warga petani Gampong Lada dan desa sekitar mengeluh dan kecewa karena tanaman padi yang sudah ditanam terjadi limpahan air dari saluran yang sempit, sehingga petani selalu mengalami kerugian.
Kalau tanamannya terendam, hasil panen didapat juga tidak maksimal, karena banyak butir padi tidak berisi, sedangkan tanah sawah jadi kolam karena air melimpah, ujar kades yang oernah mondok di dayah abu Tanoh Mirah Peusangan.
Ada sekitar 432 KK yang terlibat langsung dalam pengelolaan sawah dengan memanfaatkan air dari saluran dan sangat berdampak bagi petani dari 8 desa yaitu Lhok Usi, Usi Campli, Usi Mesjid, Me Tanjong, Cot Usi, Jojo, Gampong Lada dan Burueuh Jiem, rinci Tgk Razali.
"Tiap musim panen petani selalu kecewa karena hasil yang didapat selalu tidak sesuai dengan pengeluaran, ibarat tulak tong tinggai tem" ujar Tgk Razali Taleb bertamsil.
Tapi apa boleh buat karena masyarakat tidak ada pekerjaan lain, selain bekerja disawah, jadi walau tidak balik modal (rugi) masyarakat tetap menekuni pekerjaan jadi petani sawah yang sudah digeluti turun temurun, ungkap Tgk Razali.
Saat ini petani pasrah, bahkan rencana mereka tidak akan turun kesawah pada musim tanam ini, karena kondisi lebih banyak modal dari pada keuntungan hasil yang di dapat
Menurut Tgk Razali didampingi
Keujrun blang Miswar Hanafiah
luas sawah yang menjadi ekses akibat kecilnya saluran tersebut lebih kurang 140 ha, panjang saluran yang perlu diperlebar lebih kurang 2700 meter, jelasnya.
Kemudian luas sawah yang sudah berlumpur akibat meluapnya air saluran sekitar 90 ha, luas sawah yang panennya kritis (sawah biaya operasionalnya lebih besar dari hasil panen) lebih kurang 75 ha, sawah gagal panen akibat luapan tersebut lebih kurang 10 ha, jelasnya.
Warga petani dari 8 desa tersebut meminta pada pemerintah melalui M.Nasir Jamil agar bisa membantu menyampaiakan aspirasi ini agar segera ditangani
dinas tertkait karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pihaknya sudah bosan dan kecewa dengan sistem musrenbang, hampir tiap tahun di usul tapi sampai kini tidak pernah terealisasi, ujar kades Gampong Lada dengan wajah kecewa.[]
Pewarta : Iskandar