Gemarnews.com, Aceh Timur - "Meunyo ta tem jaga bumoe, teuntéë geutanyoe meubahgia. Menyo han ta pakoe bumoe, teuntéë geutanyoe meurumpok bala” (Kalo kita mau jaga bumi, tentu kita berbahagia, kalo kita rusak bumi, tentu kita mendapatkan bala) Hadih madja ini adalah peribahasa Aceh yang sangat cocok untuk melambangkan warga Desa Bunin.
Ketekunan warga dalam memegang prinsip-prinsip ekologis dengan cara-cara kearifan lokal menjadikan Bunin cukup eksotis, tak hanya karena letak strategisnya yang bersebelahan langsung dengan kawasan ekosistem Leuser, tapi juga nilai-nilai luhur yang terjaga utuh hingga kini.
Barisan pegunungan yang memagari dan jernihnya sungai yang mengalir, khas dataran tinggi membuat kami ingin menetap lebih lama di Bunin.
Desa ini terletak di pedalaman Aceh Timur, Provinsi Aceh. Untuk sampai di Bunin, kita perlu menempuh waktu kurang lebih 3 jam dari Jalan Banda Aceh- Sumatra Utara.
Strana Nurlaela (21), Strana sedang membersihkan bibit di antara polybag-polybag yang tersusun rapi di lokasi pembibitan.
“Di sini ada beberapa pembibitan tanaman durian, pete, coklat, kopi, dan porang,” ujarnya.
Dia adalah satu anggota kelompok pembibitan Desa Bunin. Strana memilih mencari nafkah dengan berkebun dan bertani.
"Pembibitan sangat membantu warga dalam penanaman. Hal ini dikarenakan susahnya akses warga dalam mendapatkan bibit dari luar," lanjut Strana.
Sekretaris Desa Bunin Sumarja mengatakan
Masyarakat di Desa Bunin sangat menjaga kelestarian hutan agar tidak dirambah para penjarah kayu.
“Masyarakat di sini sudah terbiasa mengelola hutan dan menjaganya. Mayoritas mereka menanam coklat, pinang, kemiri, durian” tuturnya, pada Rabu (15/06/2022).
Ia menambahkan selain dari sektor pertanian dan perkebunan, masyarakat juga memanfaatkan hasil alam seperti madu hutan, jernang, getah damar, dan rotan. Menurutnya, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) ini sangat membantu ekonomi masyarakat Desa Bunin.
Manager program Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Crisna Akbar mengatakan pihaknya sangat mendukung pengelolaan sumber daya Alam berbasis hutan desa ini.
“Di Bunin ada beberapa kegiatan yang kita dukung dari HAkA. Ada peningkatan kapasitas masyarakat melalui training-training, pengembangan pembibitan buah, patroli hutan,” jelas Crisna.
Pihaknya sangat mendorong kegiatan pemanenan madu liar melalui kerja sama pemasaran dengan Koperasi Reksa Alam Raya. Selain madu liar, masyarakat Bunin dengan dukungan dari HAkA sedang merencanakan budidaya madu dengan komunitas skala kecil.
Crisna menyampaikan dengan berjalannya program perhutanan sosial melalui Lembaga Pengelolaan Hutan Desa(LPHD) Bunin ini.
"Diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi Bunin, tak hanya masyarakat, lingkungan dan segala spesies yang bermukim di lereng-lereng Bunin terjaga keberlangsungan hidupnya," jelasnya. (*)