Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi), Edi Saputra Hasibuan mengatakan, dilibatkannya empat komjen dalam tim khusus bentukan Kapolri, merupakan hal yang baru terjadi.
"Kapolri berani membentuk tim khusus yang diketuai Wakapolri. Baru kali ini ada seperti ini, baru kali ini dalam sejarah Polri, hampir 30 tahun saya mengamati kinerja Polri," ungkapnya, kepada wartawan pada Jumat (15/7/2022), dilansir dari detik.com
Menurut Edi, Kapolri Sigit menorehkan sejarah dalam kepemimpinan Korps Bhayangkara. Pasalnya, pada umumnya kasus pidana yang menjadi sorotan publik akan menurunkan Kabareskrim sebagai pemimpin penyelidikan.
"Ini sejarah, Kapolri membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri. Biasanya kan paling-paling Kabareskrim. Kalau Kabareskrim mah sudah biasa, orang memang kerjaannya. Dan ini kita lihat ada empat komjen ada di sini," kata Edi.
Edi melanjutkan, langkah yang diambil Kapolri menunjukkan bahwa kasus penembakan Bharada E yang menewaskan Brigadir Yoshua mendapat atensi penting. Menurutnya, Kapolri Sigit tidak main-main mengusut insiden polisi tembak polisi ini.
"Artinya ini semacam atensi sangat penting buat Kapolri, tidak main-main ya," imbuh dia.
Ia menambahkan, Polri harus segera menuntaskan kasus ini. Lantaran insiden penembakan ini memengaruhi kepercayaan publik hingga citra polisi.
"Yang perlu dijaga Polri saat ini, adalah trust masyarakat. Ada keraguan terhadap Polri, maka Polri harus melakukan sesuatu untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Pengaruh kejadian ini bisa menurunkan citra Polri di mata masyarakat," tutur dia.
Tim Khusus Kapolri
Kapolri membentuk tim khusus untuk mengusut tuntang insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir Yoshua di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB. Tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono ini, sudah mulai bekerja untuk menyelidiki kasus polisi tembak polisi.
Jenderal Sigit mengatakan proses pengusutan kasus dilakukan secara objektif dan transparan. Dia juga memastikan penyelidikan dan penyidikan akan tetap menjunjung HAM dan undang-undang.
"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam), kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," kata Jenderal Sigit di Mabes Polri, Selasa (12/7/2022).
Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Dia memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.(*)
Sumber : Detik.com