Gemarnews.com, Malang - Wajah sepakbola Indonesia kini tercoreng dengan melayangnya ratusan orang pada laga derby Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Kerusuhan ini menempati peringkat kedua dalam insiden paling mengerikan sepakbola dunia Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengungkapkan adanya penambahan data korban meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Emil dalam siaran langsung interview dengan stasiun televisi swasta. "Saya menghindari kesalahan data, merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Jawa Timur, menjadi 174 meninggal dunia yang dihimpun BPBD Jawa Timur," ungkap Emil, Minggu 2 Oktober 2022.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan di Mapolres Malang pada Minggu pagi bahwa insiden terjadi saat laga pertandingan antara Arema Vs Persebaya dengan kekalahan Arema skor 2 : 3 oleh Persebaya. Hal tersebut memicu suporter Aremania yang berada di tribun masuk ke dalam lapangan untuk mengejar pemain dan official Arema.
Petugas yang saat itu tengah bertugas mengamankan laga pertandingan berusaha menghimbau aremania untuk kembali ke tribun, namun tidak diketahui kenapa, massa semakin anarkis sehingga menyebabkan 2 petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa.
Korban dari aremania yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi. Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan, sehingga terinjak - injak karena panik akibat tembakan gas air mata.
"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," paparnya. [*]
Sumber : viva.co.id