Penulis : Ade Firmansyah (Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPD IMM Aceh, Founder KHM Aceh)
Gemarnews.com, Opini - Ditengah krisis iklim atau perubahan iklim yang terjadi saat ini, seyogianya generasi Muda Aceh mempunyai kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga dan rawat alam. Banyak sekali temuan dilapangan hari ini, hutan Aceh sudah gundul alias botak. Hal ini akan berakibat terjadinya bencana alam, ini salah siapa?
Jawabannya salah kita bersama karena ulah kita alam itu rusak, alam tidak di jaga dan dilestarikan. Banyak pohon di hutan di tebang oleh oligarki kekuasaan dan korporasi (perusahaan) yang hanya cari keuntungan saja, tanpa memikirkan nasib atau musibah apa yang terjadi pada masyarakat.
Generasi muda Aceh harus betul-betul peduli terhadap lingkungan atau isu ekologis, dan juga sebagai garda terdepan dalam hal memberikan sosialisasi dan juga sebagai saluran informasi untuk masyarakat agar hutan dan alam itu tidak boleh dirusak atau di ekploitasi.
Apa yang harus dilakukan generasi muda Aceh saat ini?, Jawabannya sangat sederhana yaitu dengan mensosialisasikan atau kampanye kepada masyarakat agar lebih peka terhadap lingkungan dan alam. Di seluruh isi dan permukaan bumi ini harus kita rawat, tidak boleh sesuka kita merusaknya.
Tahu tidak hari ini berapa hektar hutan Aceh mengalami deforestasi atau kerusakan hutan?. Sangat miris sekali, pada periode 2019-2020, menurut data dari Balai Penataan Kawasan Hutan Tata Lingkungan (BPKH TL) deforestasi atau kerusakan hutan Aceh mencapai 1.596 ha, terdiri dari 842 ha di Areal Penggunaan Lain (APL) dan 1.114 ha dalam kawasan hutan.
Penebangan hutan secara liar, aktivitas penambangan yang ilegal, dan juga perusahaan tambang juga masuk ke areal hutan tanpa memikirkan bagaimana nasib hutan atau isi dalam hutan itu. Kerusakan Hutan bukan saja merusak pohon akan tetapi keanekaragaman hayati itu terkena dampaknya. Mari kita lihat secara seksama satwa-satwa liar sudah turun ke perkampungan atau berjalan dekat rumah warga, itu kenapa bisa terjadi?
Karena Hutan di rusak, mereka terganggu, coba kita anolagi kan kalau itu terjadi sama kita, kalau rumah kita di gusur, maka kenyamanan tidak ada lagi, kita memberontak, seperti itu juga mereka (satwa liar), kemarahan satwa liar itu wajar, karena mereka tidak ada lagi kenyamanan dan tidak ada lagi kehidupan bagi mereka
Pemerintah Aceh diharapkan agar terus mensosialisasikan kepada masyarakat penting nya merawat dan melestarikan lingkungan, alam dan seisinya. Mari wujudkan Aceh yang hijau, dan stop deforestasi hutan. Jangan berbicara keuntungan bersifat materi saja akan tetapi juga perlu memikirkan kebermanfaatan dan keselamatan untuk masyarakat luas. "Bersama generasi muda Aceh, mari hijaukan Aceh".