Notification

×

Iklan ok

Upaya Yang Dilakukan Dinkes Aceh Cegah Stunting

Rabu, 09 November 2022 | 09.16 WIB Last Updated 2022-11-09T02:16:23Z

Gemarnews.com, Banda Aceh - Kepala Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh, Sulasmi mengatakan, salah satu cara mengenal stunting pada anak yaitu dengan melihat bagaimana perkembangan tinggi badan menurut umur anak di setiap bulannya.

Buruknya asupan nutrisi selama seribu hari pertama kehidupan (HPK) membuat anak yang seharusnya bisa menjadi generasi penerus bangsa. Namun, tumbuh anak malah terganggu yang berujung pada malnutrisi.

“Tingkat pengetahuan masyarakat kita yang kurang. Karena stunting tidak terlihat gejalanya namanya anak pendek nanti malah di sangkanya biasa saja. Padahal bukan pendeknya yang kita lihat dari stunting tapi pertumbuhan otak anak yang kita takutkan terganggu dan mengalami IQ rendah,” kata Sulasmi, Jumat (24/6).

Sulasmi menyebutkan, kalau Dinas Kesehatan Aceh terus melakukan berbagai upaya untuk pencegahan stunting pada anak, mulai dari remaja. Selain itu, pihaknya juga memberikan tablet tambah darah kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya stunting pada saat hamil.

“Untuk mengantisipasi jika mereka hamil nanti mereka sudah tidak anemia lagi. Karena anemia salah satu penyebab anak anak atau janin akan mengalami stunting dalam kandungan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, sebut Sulasmi, pada saat bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Pada anak yang menginjak usia 6 sampai 24 bulan, ASI tetap dilanjutkan, dan juga anak mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang disesuaikan dengan umur si anak.

“Berikan ASI saja atau yang kita kenal sebagai ASI Eksklusif selama 6 bulan full. Kemudian pada usia 6 sampai 24 bulan, anak sudah boleh diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Tapi ASI harus tetap dilanjutkan ya, hingga usia anak 2 tahun. Jadi ada MP-ASI yang diberikan menurut umur anak. Misalnya anak umur 6 sampai 8 bulan dia harus makan makanan lumat yang kental, porsinya harus sesuai dengan protein nya dan kalorinya seberapa banyak,” tuturnya. “Jadi bukan hanya ASI saja,” tambah Sulasmi.
×
Berita Terbaru Update