GEMARNEWS.COM , BANDA ACEH - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016 telah mencanangkan bahwa Gerakan Literasi Nasional sebagai bagian dari penerapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu tujuan utama gerakan literasi ini adalah meningkatkan minat baca di kalangan peserta didik.
salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah. Dalam implementasinya, langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan minat baca di kalangan peserta didik dengan kegiatan membaca lima belas menit di awal pembelajaran yang tidak mengganggu jam wajib belajar. Selain itu, dengan menyiapkan pojok baca di setiap kelas agar terciptanya ekosistem literasi di lingkungan sekolah.
Dalam rangka meningkatkan minat baca di Aceh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan terus terus melakukan beberapa gebrakan dan program, seperti halnya menyelenggarakan kegiatan kampanye membaca dibeberapa Kabupaten/Kota.
Selain itu Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Aceh terus berupaya memenuhi dan memperbaharui fasilitas perpustakaan Aceh, seperti halnya penambahan koleksi buku bacaan, mobiler, merancang dan mendesain ruang baca agar para pembaca nyaman, dan peninggatan teknologi dalam menunjang pelayanan prima.
“Tahun 2022 ini kita melaksanakan kampanye membaca di 4 wilayah perbatasan Aceh, Aceh Tamiang, Aceh Singgkil, Aceh Tenggara hingga pulau terluar Aceh yakni Simeulu, hal ini kita lakukan dalam upaya menjangkau wilayah - wilayah untuk meningkatkan minat baca dan mengkampanyekan literasi,” ujar Dr. Edi Yandra, S.STP, MSP.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh merupakan salah satu dinas yang masuk dalam program Aceh Caroeng, dimana Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh diberi mandat untuk meningkatkan Literasi dan minat baca di Aceh sesuai tupoksinya.
“Kita sudah punya gedung yang mewah, setiap ruanganan baca terus kita perbaharui fasilitasnya, kita desain agar pengunjung nyaman, secara teknologi juga terus kita tinggkatkan, saat ini masyarakat diluar kota Banda Aceh dapat mengakses buku perpustakaan secara digilat melalui I-Pustaka,” tambahnya.
Dari segi koleksi buku tahun ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh juga menambah buku - buku bernuansa kedaerahan. Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Aceh pada tahun depan juga merencana menambah unit perpustakaan keliling, dimana direncakan perpustakaan keliling ini selain mengunjungi sekolah -sekolah dan lokasi keramaian, juga diprogramkan dapat mengunjungi daerah - daerah terpencil.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh juga turut gencar dalam memperkenalkan dunia literasi pada anak sejak usia dini melalui program Storytelling atau berdogeng.
Gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat untuk membaca dan menulis agar seluruh warga sekolah memiliki minat baca yang baik. Konteks literasi yang dilakukan tidak hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisa suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan itu.
“Program literasi ini kami gagas melihat minat baca siswa yang kurang. Sehingga dengan adanya program literasi, minat baca siswa akan membudaya sehingga jendela dunia akan terbuka,” kata Dr. Edi Yandra, S.STP, MSP.