Gemarnews.com, Jantho - Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Cabang Aceh, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh dan Dinkes Aceh Besar serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Besar, melaksanakan operasi katarak gratis bagi masyarakat Aceh, yang dipusatkan di RSUD Aceh Besar, Kecamatan Indrapuri, Sabtu, 10 Desember 2022.
Koordinator Palayanan, Rina Fahyuni SE mengatakan operasi katarak gratis ini perdana dilakukan di Aceh, bekerja sama dengan Perdami Aceh. Tetapi masyarakat Aceh masih tabu dan takut menjalani operasi katarak.
Menurutnya, Kemensos RI memberikan operasi katarak gratis satu paket hingga pasien sembuh. Setelah operasi, tetap ada pengawasan dan kontrol perkembangan mata pasien.
Melalui program ini, Kemensos RI berharap dapat mengentaskan penyakit katarak yang diderita masyarakat, termasuk mewujudkan kesejahteraan bagi lansia dan penderita katarak lainnya. Sebab ada penderita katarak yang masih usia produktif.
"Ketika sudah bisa melihat, tentu produktifitas mereka meningkat," jelasnya Rina Fahyuni.
Paling tidak, sebutnya, mereka aktif dan produktif melakukan kegiatan di rumah, minimal mudah saat ibadah dan memenuhi kebutuhan dirinya. Harapannya, ke depan program operasi katarak gratis bisa dilaksanakan lagi di Aceh, agar menjangkaa semua masyarakat yang membutuhkannya.
Pasien yang telah operasi diberikan paket makanan dan alat pelindung kesehatan mata.
Sekretaris Perdami Cabang Aceh, dr Niska Alfisyahrin SpM mengatakan sebelum pelaksanaan operasi, panitia telah mengumumkan ke media sosial juga ke Puskesmas Aceh Besar dan sekitarnya, terkait operasi katarak gratis bagi masyarakat Aceh. Targetnya 50 orang di Aceh Besar dan 50 orang di Kota Subulussalam.
"Namun bila masih ada yang daftar, tetap dilayani," jelas dr Niska saat diwawancarai media ini, di RSUD Aceh Besar, Sabtu, 10 Desember 2022.
Sebelum dioperasi, jelasnya, pasien di-skrining terlebih dahulu, untuk mengetahui kondisi klinis bola mata, tekanan bola mata, kadar gula darah, dan tekanan darah. Intinya kesehatan pasien diperiksa optimal sebelum dioperasi.
"Jika cocok dan sudah indikasi operasi serta kondisi sistemik aman baru dioperasi," tegas dokter yang bertugas di RSUDZA ini.
Pasien yang telah dioperasi akan diberikan obat tetes dan obat tablet dan diizinkan pulang untuk istirahat di rumah, namun harus menjaga mata yang sudah dioperasi. Sehari setelah operasi, pasien diminta kembali ke rumah sakit untuk kontrol.
Menurutnya, mata akan bisa melihat lebih terang jika operasi mata aman dan lancar serta keadaan saraf mata bagus dan tidak rusak. Tentu saja atas pertolongan Allah dan pasien harus mematuhi aturan setelah operasi mata.
"Insyaallah bisa melihat," ujarnya.
Ia berharap pasien mengindahkan ketentuan setelah operasi, seperti mata tidak boleh terbentur benda lain, tidak boleh masuk air, dan menjaga kebersihan mata agar tidak kena angin, debu, serta harus mengontrol gula darah.
Dr Niska menyebutkan penyakit katarak dipicu oleh degenerasi dan faktor usia. Bila semakin tua, maka semakin potensi muncul katarak. Namun derajat kataraknya berbeda-beda.
"Ada yang munculnya cepat. Ada yang level ringan," ungkap dr Niska.
Ia menegaskan, hingga saat ini, katarak menjadi penyabab buta terbanyak di Indonesia dan dunia. Penyakit ini bisa terjangkit karena faktor usia, trauma baik trauma tajam maupun trauma benda tumpul (terbentur mata), sering peradangan mata, diabetes dan terkena paparan sinar matahari dalam jangka panjang.
"Bagi pasien dengan katarak yang sudah parah, operasi semestinya dilakukan, supaya tidak komplikasi dan menimbulkan penyakit lain, seperti tekanan mata tinggi (glaukoma) yang dapat menimbulkan kerusakan saraf mata. Selain itu dapat memicu peradangan dalam bola mata.