Gemarnews.com, Banda Aceh - Sudah menjadi rahasia umum di pemerintahan kota Banda Aceh, isu terkait ancaman mutasi bagi para pejabat yang memiliki hubungan dan kedekatan dengan mantan Walikota Banda Aceh semakin panas dibicarakan. Bahkan 2 kali mutasi sebelumnya juga isunya ditenggarai oleh sejumlah pejabat yang berhubungan dan bagus silaturrahminya dengan Aminullah.
"Ini kesannya Pj Walikota sedang galau, apa yang kini sedang terjadi di Pemko tentang ancaman mutasi bagi pejabat yang berhubungan dan dekat dengan mantan Walikota benar-benar sudah diluar nalar sehat," ungkap juru bicara Aceh Development Club (ADC) Ozy Rizki, Selasa (10/1/2022) melalui rilisnya.
Menurut Ozy, kejadian tandensius seperti ini hanya terjadi ditubuh pemerintahan Pj Walikota Banda Aceh, sementara Pj kepala daerah lain di Aceh tak terlihat segalau Bakri Siddiq ini.
"Padahal kalau kita lebih realistis, sebenarnya semua pejabat hingga petugas yang ada di Pemko itu orang peninggalan Pak Amin semua, bahkan anehnya sampai petugas tingkat rendahpun jadi sasaran," bebernya.
Berdasarkan hasil pementauan ADC, kegagalan Pj Walikota Bakri Siddiq dalam menggenjot PAD sehingga Pemko mengalami hutang tahun 2022 ini terlihat membuatnya semakin galau dan panik.
Padahal kalaupun ada hutang mencapai Rp. 80 M itu kan akhibat manajemen keuangan yang gagal, dan pengawasan yang tak maksimal oleh DPRK, jadi tak perlu larinya kesana kemari, kambing hitamkan orang lain.
"Jadi, mungkin karena terlalu panik, hal itu malah dilampiaskan kepada pegawai-pegawai yang dinilai dekat dengan Pak Aminullah. Bahkan lucunya khabarnya foto-foto pun yang berhubungan dengan adanya pegawai yang dekat atau pernah duduk dengan mantan walikota dikirim ke pj Walikota juga Pj menyahutinya.
Seharusnya yang dilakukan sekarang pasca gagal mengelola keuangan ya evaluasi dan perbaiki manajemennya, bukan melempar kesalahan ke pihak lain dan malah menyalahkan kesana kemari, itu bukan sikap seorang pemimpin," kata Ozy mengaku heran.
Lanjut Ozy, ketika masa Aminullah dulu persoalan seperti ini justeru tak terjadi bahkan Aminullah membangun komunikasi baik dan memberdayakan pegawai masa Illiza yang dianggap kreatif dan berintegritas.
"Ini mungkin karena mantan Walikota Pak Aminullah itu orangnya tak dendam ya. Jadi Pak Amin dulu itu tidak galau, enjoy aja dan para pegawai tak perlu was-was seperti masa Bakri Siddiq ini,"terangnya.
Ozy menyebutkan, jika kejadian seperti itu terus dilakukan dan dipertahankan oleh kepemimpinan Bakri Siddiq maka itu justru sudah bertolak belakang dengan motto atau slogan "Aceh Meutaloe Wareh Gaseh Meugaseh Bila-meubila" yang selama ini didengungkan.
"Sebenarnya, Pj Walikota itukan tidak ikut pemilu jadi tidak adalah istilah musuh-musuhan, curiga mencurigai dan sebagainya. Cuma ini bisa saja kita menduga ada nakhoda dibelakang Pj Walikota, sehingga imbasnya malah mengkotak-kotakkan pegawai di pemko hingga masayarakat di kota Banda Aceh.
Jelas-jelas perilaku seperti ini tak baik, jadi pemimpin kalau baper, ya sangat mudah ditunggangi kepentingan politik tertentu, hasilnya begitu penuh dengan bayang-bayang curiga dan husnudzon, sehingga para pekerja di kota Banda Aceh akan jauh dari kata nyaman dan kebebasannya berinovasi akan terkekang serta merusak nilai silaturrahmi yang sebenarnya harus dikedepankan oleh setiap pemimpin yang baik," ucapnya. (rls)