Gemarnews.com, Aceh Besar - Tim Khusus (Timsus) pengurangan stunting kecamatan Mesjid Raya melakukan gerak cepat dalam penanganan.
Timsus stunting yang diketuai Camat Mesjid Raya, Sabtu (1/4/2023)melakukan kelas khusus bagi orang tua dan balita yang mengalami stunting di gedung posyandu Tiongkok gampong Neuhun.
Turut hadir Kepala Puskesmas Mesjid Raya, ketua TP- PKK Mesjid Raya, tenaga ahli percepatan penurunan stuning (PPS) Kabupaten Aceh Besar, pendamping desa, ahli gizi puskesmas mesjid raya serta koordinator penyuluh keluarga berencana (PKB) kecamatan Mesjid Raya.
Kegiatan kelas stunting diawali kata sambutan dari camat Mesjid Raya Munazar, SE, bahwa stunting merupakan isu nasional yang harus direspon dengan cepat dan tepat sasaran dalam rangka memastikan jumlah kasus stuning bisa turun hingga dibawah 20 %.
Dukungan para pihak adalah kekuatan untuk menuju zero stunting di kecamatan Mesjid Raya. Upaya yang dilakukan hari ini adalah ikhtiar untuk menjaga generasi akan datang mampu bersaing dengan dunia global memiliki kemampuan agama yang baik serta pengetahuan umum seimbang.
Selanjutnya pola asuh dalam keluarga menjadi keharusan untuk menghasilkan generasi kuat dalam berbagai bidang disiplin ilmu. Sanitasi dan air layak konsumsi juga merupakan salah satu dari sekian banyak faktor penyebab terjadinya stuning.
Harapanya dengan adanya kelas stuning bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pola asuh anak, semakin banyak anak yang mengalami stuning di Mesjid Raya semakin besar beban psikologis yang harus saya pikul karena semua anak di kecamatan Mesjid Raya adalah “anak saya juga” akan tidak nyaman kalau ada diantara anak kita ada yang mengatakan mengalami stunting sehingga perlu upaya dan dukungan bersama untuk menuntaskan stunting di Mesjid Raya.
Menurut kepala puskesmas Mesjid Raya Hj, Elfi Musyidah, SST, M. Si, bahwa faktor genetik memiliki persentase kecil untuk menentukan anak lahir stunting, idelnya anak yang lahir normal memiliki berat 2, 5 – 4 KG dengan panjang 48 – 52 cm, dalam pertumbuhannya dari hari ke hari anak akan tumbuh normal apabila mengkonumsi makanan gizi seimbang, pola asuh yg baik, air bersih dan sanitasi , pemberian ASI ekslusif 0-6 bln, mendapatkan imunisasi lengkap bagi anak saat pelaksanaan posyandu.
Technical assistant, Aceh Besar Lisa Fianti, yang juga hadir saat kelas stunting di posyandu Tiongkok menjelaskan bahwa penanganan stuning dimulai dari pintu 8000 hari pertama kehidupan (HPK) yang menyasar saat anak masih remaja, menjadi calon pengantin (Catin), ibu hamil, ibu menyesui, anak berusia 0 -59 bulan. Dalam penanganan stunting harus bye name bye address karena setiap keluarga memiliki spesifik persoalan yang berbeda sehingga pola pendekatan juga membutuhkan jalan yang berbeda maka peran para pihak menjadi keniscayaan dalam penanganan stunting.
Setelah selesai kelas stuning dengan pola sosialisasi promosi kesehatan (promkes), konsumsi makanan dengan gizi seimbang harus terpenuhi didalam keluarga sebagai upaya untuk mencegah terjadi stuning bagi anak dari ahli gizi rumah sakit mesjid raya, selanjutnya dilakukan kegiatan posyandu rutin mulai dari pendaftaran, kemudian dilanjutkan penimbangan anak, pengukuran tinggi, lingkar lengan dan kelapa, pengisian KMS serta pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak yang hadir dikegiatan posyandu tersebut.
Tim Khusus penurunan stunting Kecamatan Mesjid Raya akan terus melakukan upaya maksimal dengan berbagai kegiatan seperti turun langsung ke desa dengan melakukan penyuluhan kepada keluarga yang mengalami kasus stuning, melakukan observasi secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita serta melakukan kunjungan langsung kerumah warga untuk melihat kondisi sanitasi dirumah dan pola asuh keluarga. (**)