Gemarnews.com , Banda Aceh – sebanyak 76 peserta tenaga imunisasi dari dinas kesehatan yang berasal dari 23 kabupaten/kota mengikuti pelatihan Training Of Trainer Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ToT ASIK), kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 21-24 Mei 2023, Tempat kegiatan di Balai Pelatihan Kesehatan Dinkes Aceh (BAPELKES ACEH) Jalan. Tgk Mohd Daud Beureueh, Gp. Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Senin (22/05/2023).
Kegiatan yang berkolaborasi antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pemerintahan Aceh, Universitas Muhammadiyah Aceh, KUI dan Kerjasama UNMUHA, serta UNICEF, menitik beratkan kepada evaluasi pelaksanaan program imunisasi Aceh sehingga capaian Program Imunisasi Nasional.
Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA) Dr. H. Aslam Nur M.A., dalam kata sambutannya menyampaikan “Alhamdulilah dan terimakasih kepada UNICEF yang sudah menunjuk UNMUHA untuk bekerjasama dalam salah satu kegiatan penting, meningkatkan promosi kesehatan ditengah-tengah masyarakat.”
Kegiatan UNMUHA dan UNICEF hari ini bukan lah kegaiatan yang pertama, tapi. Sudah ada beberapa kegiatan yang sudah terlaksana, harapan kami mudah-mudahan kolaborasi ini tidak hanya sampai di sini, tapi akan terus berlanjut.
“Bagi Perguruan Tinggi (PT) kerjasama itu merupan elemen yang penting, sebagai esistensi perguruan tinggi, kita tidak boleh berhenti hanya di tataran teori tapi dia juga harus bisa mengaplikasikan teori tersebut di kehidupan nyata.” Kata Aslam Nur.
Universitas Muhammadiyah Aceh ada 3 Fakultas yang terkait langsung dengan kesehatan yang pertama Fakultas Kesehatan Masyarakat akreditasi Unggul baik S1 maupun S2 nya, Fakultas Psikologi akreditasinya Baik Sekali, dan Prodi Fisioterapi, Jadi. jangan ragu untuk bekerja sama dengan UNMUHA. Ungkap Aslam Nur.
Direktur Pengelolaan imunisasi Kemenkes diwakili oleh Ketua Tim Kerja 4 imunisasi usia sekolah dan sumber daya imunisasi direktorat pengelolaan imunisasi dr. Lili Banonah Rivai, M. Epid menyampaikan via zoom “program imunisasi rutin ini penting untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai macam penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3i)”
Indonesia memiliki 14 vaksin yang wajib di berikan kepada anak sesuai dengan usianya, program imunisasi rutin yang memang berperan penting di dalam mengurangi rasa sakit, cacat, dan kematian akibat penyakit.
Dulunya pencatatan dan pelaporan imunisasi masih dilakukan secara manual dengan berbagai macam kekurangan dan kelebihannya. pada kesempatan ini telah tersedia pencatatan dan pelaporan secara digital, hal ini sudah sejalan dengan transformasi kesehatan yang dilakukan oleh kementerian kesehatan yaitu Digitalisasi kesehatan.
Kegiatan ASIK ini bukan hanya untuk imunisasi saja, akan tetapi untuk jenis penyakit tertentu lainnya seperti penyakit tidak menular, penaggulangan Stanting. Petugas imunisasi di puskesmas diharapkan input data layanan aplikasi layanan ASIK mobale, agar mempermudah pelayanan.
Untuk pelaporan data perlu terus disosialisasikan kepada petugas program imunisasi salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan ASIK sebagai mana yang kita lakukan saat ini di provinsi Aceh.
Sementara itu dari UNICEF Indonesia Data Specialist Risdiyanto Irawan mengatakan “ UNICEF sangat mendukung kegiatan program transformasi digital di Indonesia, yang sudah tentu bekerja sama dengan lembaga lainnya untuk meningkatkan cakupan imunisasi diseluruh Indonesia salah satunya dengan peningkatan datanya.”
Dengan ToT untuk aplikasi ASIK yang nantinya akan kita lanjutkan lagi lebih dalam untuk 23 kabupaten/kota se Aceh yang akan kita lakukan pada bulan Mei dan Juni ini, hingga tingkat Puskesmas agar kita tau kendala dan permasalahannya.
Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar besarnya kepada tim Dinkes Provinsi Aceh, Koordinator Imunisasi, serta ibu Darina dan Tim, serta pengimput data di kabupaten/kota serta seluruh puskesmas yang ada di provinsi Aceh, capaian luar biasa sudah lebih dari 200an ribu data yang sudah diimput dalam beberapa hari ini.
UNICEF juga melakukan hal ini di beberapa tempat jadi suara kita , akan kita sampaikan dari pelatihan ini akan menjadi peningkatan untuk se Indonesia, jadi apa yang kita dapat akan kita bawa kembali kepusat dan akan kita diskusikan tentunya akan memberikan contoh bagi provinsi lainya. (Agusnaidi B)