Notification

×

Iklan ok

DPP Partai Demokrat Tegaskan Satu Nama Cawapres di Kantong Anies Bukan Gimmick Nasdem Mengaku Tetap Konsisten

Rabu, 14 Juni 2023 | 17.05 WIB Last Updated 2023-06-14T10:05:41Z

GEMARNEWS.COM , PIDIE - Teuku Riefky Harsya yang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat, menegaskan bahwa nama calon wakil presiden (cawapres) yang ada di kantong Anies Baswedan bukan gimmick politik.

“Satu nama sudah di kantong capres bukan gimmick, on progres,” tegas Riefky dalam pernyataan tertulisnya kepada Serambinews.com, Selasa (13/6/2023).

Riefky yang juga anggota Tim Delapan Anies Baswedan itu menyebut, Demokrat, PKS, dan NasDem sudah sepakat menyerahkan keputusan bakal cawapres kepada Anies Baswedan.

Hal itu sebagaimana tertuang dalam kesepakatan di piagam koalisi perubahan Tim 8 juga telah memberikan pertimbangan dan simulasi nama-nama cawapres kepada beliau, termasuk usulan momentum untuk diumumkannya,” ujar Riefky.

Seperti diketahui, sampai saat ini Anies Baswedan belum juga mengumumkan nama bakal cawapres yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2024 mendatang.

Desakan lalu muncul dari Partai Demokrat agar Anies segera mengumumkan nama sosok yang akan mendampinginya.

Hal ini lalu ditanggapi oleh NasDem yang menyebut Partai Demokrat memaksakan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies.

"Iya, mereka maksa pokoknya untuk AHY mendampingi Anies," kata Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Menanggapi hal itu, Andi Arief pun membantah dan mengklaim Demokrat menyerahkan sepenuhnya soal cawapres kepada Anies.

NasDem sendiri mengaku akan tetap konsisten mengusung Anies Baswedan meskipun mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih AHY sebagai cawapres .

Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengatakan, tak ada masalah jika Anies memilih AHY. Hal itu ia nilai wajar, apalagi AHY berasal dari partai besar, yakni Demokrat.


Sahroni juga mengaku optimis Anies dan AHY akan menang di Pilpres 2024, paling tidak masuk ke putaran kedua pemungutan suara.

Sahroni menyadari elektabilitas Anies tidak setinggi dua kandidat capres lainnya, seperti capres dari PDIP Ganjar Pranowo dan capres NasDem Prabowo Subianto. Begitu pula elektabilitas AHY yang ia prediksi tidak banyak mendongkrak suara.

Namun, Sahroni berkaca pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat itu, Anies juga memiliki elektabilitas yang tidak tinggi, tetapi mampu memenangkan suara.

"Bisa menang (Anies-AHY). Itu kan survei gampang-gampang aja. Sekarang jelek, no problem. Anies dulu zaman Pilgub juga jelek, tapi in the end tetap menang," ujarnya.(*)
×
Berita Terbaru Update