Gemarnews.com, Simeulue - Muhammadiyah memiliki sejarah yang panjang di Kabupaten Simeulue. Di pulau dengan 10 kecamatan ini tersebar pemahaman Muhammadyahnya yang mayoritas. Di tahun 70-an para pedagang perantauan dari Sumatera Barat menjadi pelopor berdirinya persyarikatan Muhammadiyah.
Saat itu Sinabang masih menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Barat, sehingga kedudukan Muhammadiyah di Simeulue masih menjadi Pimpinan Cabang. Namun karena perkembangan zaman aktifis muhammadiyahpun mulai bergeser dari para pedagang ke birokrat.
Ayahanda Mukhsin salah seorang tokoh Muhammadiyah Simeulue masih setia ikut dalam perhelatan Musyda ke-V yang merupakan generasi kedua dalam perjalanan Muhammadiyah di Sinabang ini.
Di usianya senjanya, ia masih bersemangat mengikuti tahapan Musyda ke-V Muhammadiyah dan 'Aisyiyah yang berlangsung Ahad 22 Zulaidah 1444 H atau 11 Juni 2023 M. Musyda ke-V Muhammadiyah diikuti oleh 112 peserta da anggota musyawarah dengan memilih 9 anggota Pimpinan Daerah dari 27 orang calon tetap yang telah diputuskan oleh Panitia Pemilihan.
Proses sidang pembahasan tata tertib berlangsung alot, kata dei kata didiskusikan agar tidak salah tafsir dalam pelaksanaannya. Setelah pembahasan tata tertib sidang dilanjutkan dengan sidang-sidang pleno membahas program kerja dan rekomendasi. Kemudian dilanjutkan pembahasan tata tertib pemilihan yang juga tidak kalah serunya
Silang pendapat tidak bisa dihindari terkait dengan teknis pelaksanaan pemilihan. Akhirnya kata sepakat dicapai setelah bakda shalat ashar. baru dilanjutkan dengan pemilihan anggota pimpinan daerah.
Saat akan dimulai pemilihan terjadi lagi dinamika pertanda proses pembelajaran dalam organisasi diperlihatkan oleh Pak Mukhsin tokoh senior yang mengingatkan agar pendataan peserta divalidkan kembali untuk menghindari kesalahpahaman.
Tokoh panutan ini tetap menjadi penyejuk dalam proses musyda. Akhirnya pemilihan berjalan dengan seksama. perolehan suara disepertiga suara masih sama. Namun ketika suara mulai setengah dihitung terjadi kejar-kejaran jumlah. Antara Usman, Darlim, Fauzan, Charil Anwar, Parioto, Maulana, Alamsyah, Kasirman dan Farhan dengan selisih 1-2 suara. diakhir perhitungan terdapat 6 orang yang jumlah suaranya sama.
Suara terbanyak diraih Usman dgn 35 jumlah suara, disusul Darlim dan Fauzan sama perolehan suaranya 34. kemudian disusul Chairil Anwar dan Parioto yang juga sama perolehan suaranya 29, disusul maulana dengan jumlah suara 27. Terjadi lagi jumlah suara yang sama antara Alamsyah dengan Kasirman dengan perolehan suara 24 dan terakhir drg. Farhan memperoleh suara 23.
Terpilihlah 9 orang yang memperoleh suara terbanyak dan langsung dilakukan rapat pleno perdana yang didampingi Sekretaris Wilayah PWM Aceh, Ichwanul Fitri. Rapat hanya berlangsung sekitar 15 menit. Usman yang memperoleh suara terbanyak menyatakan tidak bersedia menjadi ketua. Kemudian Darlim, mantan ketua PDM sebelumnya juga menyatakan tidak bersedia namun mengusulkan Fauzan, S.Ag. Plt. Kankmenag Simeulue menjadi ketua.
awalnya Fauzan juga menolak, namun karena semua anggota Pimpinan Daerah terpilih mendukungnya, akhirnya disaat azan maghrib berkumandang ditetapkanlah Fauzan, S.Ag. dan Usman, S.Ag sebagai Ketua dan Sekretaris PDM Simeulue masa jabatan 2022-2027. Semua peserta rapat pleno menyatakan bersyukur dan kemudian dilanjutkan dengan Shalat Magrib Berjamaah.
Selamat menakhodai bahtera PDM Simeulue dengan kibaran panji persyarikatan Muhammadiyah.
Sementara itu 'Aisyiyah juga telah menyelesai Musdya ke-V dengan terpilihnya sebagai ketua Siti Painun dan sebagai wakil ketua l, ll dan lll dipercayakan kepada Rosna Hamid, S.Pdi, Umi Kalsum, S.Pd da Sariani.
Sementara untuk Sekretaris dan Bendahara dipercayakan kepada Zuliarnis dan Yulita Safrina. Wakil Sekretaris l dan ll dipercayakan kepada Salma Liana dan Mahdalena. Terakhir Rahmani Syakiran diposisikan sebagai penasehat PDA. Semoga pasangan Ketua PDM dan PDA yang baru Ini dapat mengghairahkan kembali gerakan dakwah Muhammadiyah di Kabupaten Simeulue. lnshaa Allah