Gemarnews.com ,Pidie - Penjabat Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto menghadiri dan membuka secara resmi Rapat Koordinasi Turun ke Sawah Musim Tanam Rendengan tahun 2023/2024 di Oproom Bupati Pidie. Rapat koordinasi tersebut di fasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Pidie pada, Kamis 21/09/2023.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut Kapolres Pidie, Kadisdikbud, ketua Ikatan Guru Olahraga, para Camat, Keujreun Blang, Tuha Peut, tokoh-tokoh Masyarakat perwakilan Gampong dalam lingkup Kabupaten Pidie.
Dalam sambutannya Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto M.Si., mengatakan bahwa rapat koordinasi ini bukan hanya sekedar membuka acara akan tetapi forum ini merupakan forum silaturahmi dan diskusi antara masyarakat dengan Pemerintahan.
"Rapat koordinasi ini bukan sekedar membuka acara, akan tetapi sebagai wadah silaturahmi dan diskusi antara masyarakat dengan pemerintah" ucapnya.
Wahyudi juga menuturkan bahwa di forum ini hadir Pak Kapolres, selama ini kita selalu berdiskusi dengan Pak Kapolres, banyak gagasan dari beliau yang bisa kita adopsi untuk pembangunan Pidie.
Dalam Rapat Koordinasi turun sawah ada dua hal yang disampaikan oleh Penjabat Bupati Pidie. Pertama ketahanan pangan, kedua membangun sistem sosial di kecamatan.
Wahyudi menyampaikan "bahwa Pemkab Pidie dan beberapa Forkopimda setiap minggu mengikuti rapat penanganan inflasi daerah yang di pimpin langsung Menteri Dalam Negeri RI setiap Senin".
"Bahwa semakin hari ada kemajuan secara Nasional terkait penanganan dan antisipasi inflasi" tuturnya.
Wahyudi juga menyampaikan ketahanan pangan ini dipengaruhi dua faktor yaitu harga barang dan daya beli.
Menurutnya harga barang kalau naik secara terus menerus di sebut Inflasi, kalau seandainya daya beli tinggi maka tidak akan berpengaruh secara sosial ekonomi karena harganya nasih dijangkau oleh masyarakat.
"Umumnya kalau harga barang naik rata-rata masyarakat tidak mampu membeli, artinya daya beli rendah, sehingga akan mempengaruhi ketahanan pangan" jelasnya.
"Semisal Singapura bukan negara penghasil beras, namun mereka yang mengimpor beras".
Masih menurutnya bahwa Daya beli dan harga barang juga di pengaruhi oleh dua faktor juga yaitu Suplai dan demand atau biasa di sebut dengan ketersediaan barang dan permintaan, dua hal ini sangat berkaitan, Ujarnya.
"Yang paling berbahaya adalah permintaannya banyak, barangnya tidak ada, ini yang perlu kita antisipasi, ini disebut fruktuasi, dan akan menyebabkan harga melambung tinggi" ucapnya.
Dalam konteks inflasi adalah mempertahankan harga, sehingga ketersediaan barang ada, agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Wahyudi juga menyampaikan Pesannya bahwa ketahanan pangan juga di pengaruhi oleh daya beli, ini yang kurang diperhatikan jelasnya, karena ini menyangkut dengan pendapat, kebiasaan kita terjebak di persoalan ini, seakan-akan kita harus punya duit untuk membeli barang.
Bagaimana membeli barang kalau kita tidak kerja, ini harapan nya agar para Camat mensosialisasikan problem ini di masyarakat. Contohnya perlu daging sapi tetapi sapinya dilepaskan, tidak dikasih makan, seperti inilah persoalan data beli sekarang.
Daya beli ini bukan hanya mesti punya uang, akan tetapi bagaimana kita memenuhi kebutuhan dengan tidak membeli, artinya harus ada keberkahan pada harta yang kita miliki.
Wahyudi mengisahkan bahwa Rasulullah pernah mengatakan kepada sahabat agar bekerja, karena barang yang dimiliki dari hasil keringat akan menjadi barakah.
Mantan Kabinda NTB ini mengisahkan bahwa di Zaman Nabi ada Sahabat yang bertanya, Yaa Rasulullah, apa barakah itu, Rasul menjawab ketika kamu memangkul cangkul di pundakmu sehingga kamu berkeringat karenanya. Keringat inilah yang menyebabkan barang yang kita miliki barakah.
Lanjutnya barakah inilah yang menimbulkan kesehatan, meskipun banyak juga yang tidak barakah yang menimbulkan penyakit dan persoalan diri yang tidak bisa dilihat secara kasat mata" ungkapnya.
Dalam rapat koordinasi ini Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto lebih banyak berdiskusi.
Walaupun sudah disiapkan naskah, kita harap lebih banyak diskusi antara peserta rapat koordinasi turun sawah musim tanam Rendengan" ucapnya.
Daya beli merupakan daya ketahanan ekonomi, jarang kita perhatikan kebersamaan dan silaturahmi, makanya di forum tersebut di undang kadis pendidikan dan kebudayaan dan Ketua Igornas, karena nanti ada kaitannya dengan daya tahan sosial ekonomi bukan hanya sebatas daya tahan pangan.
"Tidak ada yang berdiri sendiri, semua dilakukan secara bersama-sama" jelasnya.
Secara tehnis sudah dijelaskan Kadis pertanian dan pangan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, diskusi tentang teknologi tepat guna, mengupayakan berbagai gerakan, mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Karena keterbatasan waktu, Penjabat Bupati Pidie menyampaikan wacana ketahanan pangan meluas menjadi ketahanan sosial ekonomi yang melibatkan dinas pendidikan.
Di akhir sambutannya Wahyudi Adisiswanto mengatakan bahwa "ketahanan sosial, ekonomi, politik itu bersamaan menjadi ketahanan pangan. Momen turun sawah inilah yang tepat kita bicara ketahanan pangan" tutupnya. ( * )