Laporan: Fohan Muzakir
GEMARNEWS. COM, LHOKSEUMAWE - Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) selaku Ketua Konsorsium Program Penguatan Ekosistem untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Aceh, bersama Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan dan AKN Aceh Barat menggelar FGD Perencanaan Ketenagakerjaan (Workforce Planning) Vokasi Aceh di ruang rapat Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe, Kamis (14/12/2023).
Ketua Tim Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Aceh Ir. Sariyusda, MT mengatakan FGD kali ini membahas tentang horizon scanning yang merupakan tahapan dalam metode foresight. Dan foresight sendiri merupakan kemampuan untuk melihat dan membentuk masa depan, berdasarkan pemahaman tentang kejadian (event), kecenderungan (trend), perkembangan dan perubahan di masa depan.
"Dalam hal ini, horizon scanning mejadi tahapan pertama dalam rangkaian metodologi foresight, untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul, yang relevan dan signifikan dengan topik yang menjadi perhatian terkait dimensi STEEPV (Social, Technological, Economic, Environment, Political dan Value," ungkap
Ir. Sariyusda, MT, Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi PNL.
Lanjutnya, FGD ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis isu atau event terkait Ketenagakerjaan dan Pendidikan Vokasi di Aceh.
"Selanjutnya memetakan trend terkait Ketenagakerjaan vokasi di Aceh, serta membangun kaitan antara event dan trend untuk menemukan penggerak (drivers), dan mengembangkan beberapa skenario dalam perencanaan tenaga kerja sesuai kebutuhan daerah berbasis pendidikan vokasi" ujar Ir. Sariyusda.
Menurutnya, Horizon Scanning dilakukan untuk mengidentifikasi events dan trends, weak signal (suatu peristiwa yang memberi sinyal cukup kuat untuk diterima sebagai indikator ancaman dan peluang, namun bisa di amati bagaimana dampaknya.
"Discontinuities (peristiwa di masa depan yang mampu menyebabkan pergeseran sistem dan sangat cepat, serta wild card (sebuah peristiwa yang tidak terduga dengan kemungkinan-kemungkinan kecil terjadi, namun secara substansial akan berdampak besar pada seluruh tatanan hidup" jelas Ir. Sariyusda.
Pantauan Gemarnews.com, acara tersebut dipandu oleh moderator Ir. Muhammad Hatta, SST. MT dan Fasilitator Dr. Indra Mawardi, ST. MT dan Dr. Busra, SE. M.Si. CPISC serta menghadirkan 12 narasumber dari Kadin Aceh, Pemerintah Aceh, Akademisi, BUMN, BPS, BI dan unsur media.