GEMARNEWS. COM, ARTIKEL - Menurut data statistic nasional cancer registry (NCR) tahun 2012 sampai 2016 menunjukkan peningkatan angka kejadian kanker kolorektal atau kanker usus.
Kanker kolorektal menempati peringkat ke-2 tertinggi di Malaysia, Sedangkan di Indonesia menempati urutan ke-3 penyebab kematian akibat kanker (KEMENKES RI 2017).
Kanker ini lebih banyak di temukan pada laki-laki dibandingkan dengan Wanita.
Penyakit ini baru dapat diketahui kebanyakan pada tahap lanjut (stadium 3 dan 4), sehingga pengobatannya pun menjadi lebih sulit. Jika diketahui lebih awal maka angka kesembuhannya tinggi.
Kebanyakan penyebab kanker ini adalah masalah genetik dan respon tubuh terhadapat proses penyembuhan tubuh seseorang.
Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga yang pernah mengidap kanker usus atau kanker payudara di bawah 50 tahub mempunyai resiko lebih tinggi di bandingkan dengan mereka yang tidak mempunyai riwayat kanker usus dalam keluarganya.
Gejala kanker usus
Menurut dr. Nurhasyim Haron pakar bedah saluran cerna di KPJ Tawakkal KL, terdapat tanda-tanda yang menunjukkan seseorang kemungkinan mengalami kanker usus, yaitu buang air besar berdarah, diare, sembelit, buang air besar terasa tidak tunas, nyeri perut terus-menerus, keram perut, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Pemerikasaan untuk mendeteksi kanker usus
Jika seseorang sudah mengalami gejala di atas sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena lebih cepat diketahui dan diobati maka peluang sembuh akan lebih besar.
Pemeriksaan awal yang cukup sederhana adalah melalui pemeriksaan darah di tinja (darah samar dan deteksi sel kanker pada tinja), jika positif maka pemeriksaan dilanjutkan dengan kolonoskopi (teropong usus).
Seseorang yang mempunyai Riwayat kanker usus di keluarga dan berumur 40 tahun ke atas sebaiknya melakukan uji kolonoskopi setiap 5 sampai 10 tahun sekali untuk deteksi dini.
Pengobatan Kanker Usus mempunyai angka kesembuhan yang tinggi jika diketahui lebih awal dan diobati sesegra mungkin. Pengobatan tergantung pada kondisi pasien, lokasi dan stadium.
Kasus awal ditemukan sebagai polip (non kanker). Kondisi ini sering tidak memliki gejala dan baru dideteksi melalui kolonoskopi .
Menurut dokter Nurhasim Perawatan awal diantaranya dengan pembedahan untuk membuang polip atau benjolan di dalam usus menggunakan kolonoskopi untuk mencegah kanker.
Proses pembuangan polip tidak perlu memotong usus, apabila bentuknya masih berupa polip atau benjolan. Apabila polip atau benjolan sudah mengarah kanker dan ada tanda-tanda penyebaran maka perlu melakukan kolektomi.
Penderita kanker usus yang berada di stadium 3 dan 4, selain pembedahan juga diperlukan radioterapi dan kemoterapi setelah pembedahan.
Cara mencegah kanker usus
Kanker usus dapat dicegah dengan mejalani pola hidup sehat melauli diet seimbang dan sehat. hindari mengkonsumsi daging-daging olahan.
Daging olahan adalah dagimg yag diawetkan, diasapi,difermentasi atau diolah secara kimia dengan menggunkan bahan pengawet agar bertahan lebih lama, rasanya enak dan harganya terjangkau, sehingga menjadikannya pilihan yang disukai oleh berbagai kalangan umur.
Beberapa contoh daging olahan antara lain : sosis, nuget, burger, daging kalengan, daging asap dan lain sebagainya.
Makanlah makanan yang segar dan seimbang menjaga berat badan ideal, perbanyak makan buah-buahar dan sayur segar, pastikan juga makan buah berserta kulitnya untuk mendapat serat dari buah tersebut, contoh makan buah apel dengan kulitnya setelah dicuci bersih.
Makanan dengan kandungan probiotik yang tinggi juga dapat membantu menjaga Kesehatan usus dan meningkatan bakteri baik pada saluran pencernaan contohnya tempe, tape, yogurt, acar dan lain sebagainya.
Selain itu, deteksi dini juga penting untuk mencegah penyakit kanker usus ini dan penyakit-penyakit lainnya atau jika kita mendapatkan gejala sebaiknya segera bertemu dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penulis : dr. Natalina Christanto
Representative Officer KPJ Healthcare Bhd Aceh