GEMARNEWS.COM , BANDA ACEH - Seorang pemilik indekos berinisial AMS (26) menjadi korban pemukulan, diduga penganiayaan itu dilakukan oleh aparat Gampong Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.
Hal itu terjadi ketika aparat gampong dan warga setempat sedang menginterogasi AMS terkait di dapatinya penghuni kos dirumah miliknya yang berinisial MRRG (21) membawa pasangannya kedalam indekos tersebut pada Jum’at (3/5/2024).
Dalam keterangannya, AMS tidak mengetahui jika MRRG pelaku asusila yang merupakan penyewa rumah miliknya itu telah membawa lawan jenis masuk ke dalam kamarnya.
AMS baru mengetahui setelah aparat gampong dan warga menggerebek rumah serta kamar dan ternyata didapati seorang perempuan yang sedang bersama MRRG.
“Saya tidak tau apa-apa, ketika itu saya baru saja pulang untuk mandi dan mengganti pakaian dengan berniat untuk keluar lagi. Lalu tiba-tiba ada yang menggedor-gedor pintu dan saya coba untuk membukanya, yang kebetulan saya juga tinggal di situ dengan kamar yang terpisah yang berada diluar disamping rumah,” ujar AMS dalam keterangannya kepada gemarnews.com, Sabtu, 11/5/2024.
“Setelah saya buka pintu ternyata sudah ada aparat Gampong dan beberapa warga diluar sambil menanyakan perihal kejadian tersebut, saya menjawab bahwa saya tidak tau dan posisi saya baru saja pulang dari luar. Lalu saya mengajak aparat gampong bersama-sama untuk mengecek kamar satu-persatu hingga ditemuilah MRRG sedang bersama pasangannya di dalam salah satu kamar sehingga merekapun dibawa keluar ke lapangan Voli gampong dan saya-pun juga ikut kesana,” jelasnya.
Kemudian AMS menambahkan, bahwa sesampai di lapangan voli dirinya-pun ikut di introgasi oleh aparat gampong dan warga hingga dirinya ikut di bogem oleh dua orang ketika dirinya sedang menjelaskan.
“Tiba-tiba saja saya di bogem oleh dua orang ketika saya sedang menjelaskan perkara kejadian, karena dalam introgasi tersebut saya mencoba menjelaskan bahwa saya tidak mengetahui apa-apa ataupun sampai terlibat untuk memfasilitasi tempat untuk berbuat mesum. bahkan ketika di rumah Saya juga telah menyerahkan hp saya untuk di periksa apakah saya terlibat dalam persengkongkolan untuk memfalitasi atau tidak, dan di hp saya tidak didapati komunikasi apa-apa terkait kejadian tersebut dengan MRRG. Berbeda dengan hp MRRG yang ternyata mereka memang telah berjanjian sebelumnya drngan pasangannya. Nah, ketika saya sedang mencoba menjelaskan tetiba saja saya mendapatkan dua kali hantaman keras di wajah dan rahang dekat mata,” terang AMS.
Dijelaskan bahwa dirinya dibawa ke Kantor Geuchik, dan kembali di interogasi.
"Ketika saya menjelaskan kembali mendapatkan bogem dari 2 pemuda yang saya ketahui orangnya, setelah itu dibawah tekanan aparat gampong saya harus mengikuti arahan dan permintaan aparat gampong sampai dengan menandatangani surat yang dasarnya adakah kesepakatan bersama aparatur gampong" ungkapnya.
"Surat tersebut dengan terpaksa apalagi dibawah tekanan saya harus tanda tangan, kalau tidak khawatir saya kembali di hajar para aparat dan pemuda gampong" katanya.
"Setelah kejadian itu saya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ulee Kareng dan sudah divisum, sehingga sekarang kasus ini sedang ditangani oleh pihak Kepolisian atau Polsek Ulee Kareng" pungkasnya.( MF10 )