GEMARNEWS.COM , BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kamis (30/5/24)
Dalam acara bincang-bincang di Radio Republik Indonesia (RRI) Banda Aceh, para dosen dan Liaison Officer (LO) dari USK berbagi pengalaman mereka dalam mengorganisir dan menyukseskan program tersebut.
Ir. Febi Mutia, ST, M.Sc, dosen pembimbing di PMM 4 kelompok Kupula mengungkapkan bahwa partisipasi dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka memberikan banyak manfaat, baik bagi mahasiswa maupun institusi.
“Program ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya akademik di universitas lain di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengenal kebudayaan lokal dan memperluas jaringan pertemanan,” ujar Ibu Febi
Dalam wawancara yang sama, Liaison Officer (LO) Ari Maulanadan Azzah Nazhifah menjelaskan peran penting LO dalam memastikan kelancaran program pertukaran ini.
“Kami berperan sebagai penghubung antara mahasiswa, dosen, dan pihak universitas. Tugas kami meliputi pendampingan mahasiswa sejak kedatangan, membantu dalam proses administrasi, hingga memastikan mereka mendapatkan pengalaman belajar yang optimal,” kata Ari.
Salah satu tantangan yang dihadapi, menurut Azzah adalah penyesuaian mahasiswa dengan lingkungan baru.
“Beberapa mahasiswa awalnya merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya dan sistem pembelajaran. Namun, dengan bimbingan dan dukungan yang kontinu, mereka mampu beradaptasi dengan baik,” tambahnya.
Dalam sesi Cerita Kamu 96,2 Pro2 Banda Aceh yang dipandu oleh host Yuli, Ibu Febi menyoroti pentingnya persiapan yang matang sebelum program dimulai. “Kami melakukan koordinasi intensif dengan universitas mitra untuk memastikan kurikulum yang akan diambil mahasiswa sesuai dan dapat diakui kreditnya di universitas asal.
Selain itu, kami juga mengadakan sesi orientasi untuk memperkenalkan mahasiswa pada lingkungan dan budaya local melalui kegiatan Modul Nusantara,” ungkap Ibu Febi.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di USK tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.
Kelompok Kupula sendiri telah mengadakan 16 sesi Modul Nusantara dengan ragam kegiatan kebinekaan, refleksi, inspirasi dan kontribusi sosial. Selama 5 bulan terakhir mahasiswa asal seluruh Indonesia ini telah mengunjungi.
beberapa titik edukasi sejarah penting di Aceh seperti Mesjid Raya Baiturrahman, Meseum Aceh dan meseum Tsunami, Sabang bahkan ke CRU Sampoiniet Aceh Jaya. “Kami berharap program ini terus berlanjut dan semakin banyak mahasiswa yang dapat merasakan manfaatnya,” tutup Ibu febi.
Melalui wawancara ini, diharapkan lebih banyak mahasiswa dan institusi pendidikan lain yang terinspirasi untuk berpartisipasi aktif dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, guna mendukung terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.( Red)