Membaca buku dan berdiskusi di ruang terbuka bukanlah sesuatu yang lumrah dilakukan oleh sebagian orang. Ada rasa takut dan khawatir akan dilabeli dengan kata sok rajin atau si kutu buku hingga menyebabkan seseorang lebih memilih perpustakaan atau di kelas saja untuk membaca buku.
Namun perlahan dengan lahirnya generasi-generasi muda dengan kecintaannya terhadap buku dan keinginan mulianya untuk menumbuhkan minat baca di kalangan remaja, memotivasi Nurul Izzah Hutapea untuk mendirikan Aceh Book Party. Tak dapat dipungkiri bahwa kurangnya minat literasi di kalangan remaja Aceh menjadikan spirit utama berdirinya komunitas ini. Minggu (03/03/2024).
berdasarkan wawancara singkat, Izzah mengatakan bahwa, “Pada tanggal 1 Oktober 2023, saya memberanikan diri mengajak 3 orang teman untuk membentuk sebuah perkumpulan yang berfokus pada diskusi dan sharing tentang buku. Alhamdulillah, niat tersebut mendapat respon positif.”
Meskipun awalnya ada rasa khawatir dan kesulitan cara mengajak para peserta untuk bergabung, namun setelah menemukan konten dengan tujuan yang sama dari Instagram Jakarta Book Party, Izza berdiskusi dengan teman-temannya, “Di akhir Oktober 2023, saya menemukan konten Instagram @jktbookparty yang menyelenggarakan kegiatan serupa. Saya pun menunjukkannya kepada teman-teman dan berdiskusi kemungkinan akan mengadopsi konsep tersebut di Aceh”, tutur Izzah.
Bermodalkan semangat dan tekad, Izzah bersama beberapa temannya mengadakan kegiatan perdana Aceh Book Party tanggal 14 Januari 2024 dan hanya dihadiri dua orang peserta. Perlahan jumlah peserta terus meningkat di setiap pekannya.
Hingga pada pertemuan ke-5, Kak Izzah, penggagas Aceh Book Party, memutuskan untuk menjalin kontak dengan book party pusat yang berada di Jakarta untuk bergabung secara resmi. Pada tanggal 16 Januari 2024, Kak Izzah berinisiatif untuk bertemu dengan Nabila, salah satu penanggung jawab Aceh Book Party yang menjadi perpanjangan tangan dari Jakarta Book Party. Pada pertemuan ini mereka berdiskusi lebih lanjut tentang pengembangan komunitas dan akhirnya Aceh Book Party diresmikan pada tanggal 18 Februari 2024.
Hingga saat ini, Aceh Book Party terus mengadakan pertemuan rutin disetiap pekannya dan menunjukkan perkembangan yang positif dengan peningkatan jumlah anggota setiap pertemuannya. Antusias para mahasiswa dan pemuda Aceh terhadap kegiatan ini sangatlah membanggakan”, tutur izzah.
Kegiatan book party ini diawali dengan kegiatan membaca buku kurang lebih 30 menit. Kemudia, para peserta akan memulai sharing session atau saling bertukar pikiran dari bacaan masing-masing. Izzah, selaku pemandu kegiatan tersebut mempersilahkan seorang peserta untuk mereview bacaannya, kemudian peserta yang lain memberikan tanggapannya terhadap bacaan yang baru disimak.
Contohnya pada salah satu peserta yang mereview bacaannya tentang Atomic Habits, “Buku ini mengupas tuntas pentingnya proses dalam setiap kehidupan manusia, bukan pada hasil atau tujuan yang ingin dicapai”, ungkap salah satu peserta Aceh Book Party (Minggu, 03/03/2024).
Kegiatan tersebut terus berlanjut kepada peserta berikutnya secara bergiliran hingga diskusi dirasa cukup dan berakhir ketika waktu zuhur tiba. Pertemuan ditutup dengan mengutip beberapa kalimat motivasi dan kesimpulan yang didapat selama berdiskusi, lalu diakhiri dengan pembacaan doa kafaratul majelis secara bersama-sama.
“Kegiatan positif yang didapat dari kegiatan book party seperti mendapatkan teman baru, mendapat ilmu baru yang dapat memperluas pemahaman kita tentang sesuatu, karena setiap orang membawa buku yang berbeda dengan tema yang berbeda pula, seperti psikologi, sejarah, dan hukum yang bahkan tentang hal-hal yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Sebagai orang yang suka buku dan suka berdiskusi mengenai buku hal ini bagi saya sangat seru”, ungkap Zulfa yang merupakan salah satu peserta Aceh Book Party.
Di samping sebagai wadah untuk menumbuhkan minat baca dan budaya literasi, book party juga memiliki beberapa manfaat lainnya, terutama sebagai wadah pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia. Book party memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia, kegiatan diskusi dan sharing pada kegiatan ini mendorong para pembaca untuk berani mengungkapkan pendapat dan ide-idenya dengan bahasa yang baik dan benar. Hal ini secara tidak langsung membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi bahasa Indonesia secara efektif.
Kegiatan book party juga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan, berbagai topik dan genre yang dibahas dalam book party membuka cakrawala wawasan mahasiswa terhadap berbagai bidang ilmu dan pengetahuan. Hal ini membantu mereka untuk menjadi pribadi yang lebih kritis dan mampu berpikir secara komprehensif.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat memperluas jaringan pertemanan, book party menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk bertemu dan menjalin pertemanan dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama. Hal ini dapat membantu mereka untuk membangun koneksi dan kerja sama yang bermanfaat di masa depan.
Kehadiran Book party di Aceh menjadi solusi alternatif dalam meningkatkan minat baca dan budaya literasi khususnya di kalangan mahasiswa dan masyarakat Aceh pada umumnya.
Book party hadir sebagai tren kegiatan positif yang menyatukan kesenangan berkumpul dan budaya literasi. Kegiatan ini menjadi salah satu wadah alternatif keberagaman budaya literasi di tengah kurangnya minat literasi pada masyarakat. Implementasi bijak book party dapat mendorong terciptanya komunitas dan generasi Aceh yang gemar literasi.
Hingga saat ini Aceh Book Party masih terus berbenah. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak guna membentuk sebuah komunitas pecinta buku di Aceh yang mendorong partisipasi aktif masyarakat Aceh terutama para pemuda dan mahasiswa dalam upaya membentuk kebiasaan literasi secara rutin dan berkelanjutan.
Dengan adanya dukungan berupa relasi, akses persediaan buku dan bantuan sosial lainnya dari berbagai instansi pendidikan, pemerintah daerah dan juga berbagai komunitas pecinta buku, diharapkan kegiatan diskusi Aceh Book Party tidak hanya berakhir di lingkaran komunitas tetapi ada kerja sama dan relasi dari berbagai pihak yang memberikan impak terhadap masyarakat luas. “Harapannya Aceh Book Party bisa dikenal dan partisipan bertambah dari semua kalangan. Kami tentu sangat terbuka untuk kerja sama dalam rangka memerhati literasi Aceh dan mendukung penuh setiap anggota yang ingin menambah perannya di berbagai bidang literasi”, tutur Izzah.