Notification

×

Iklan ok

Tu Sop Seorang PemimpinYang Memiliki Tiga Kecerdasan

Sabtu, 20 Juli 2024 | 11.24 WIB Last Updated 2024-07-20T04:24:43Z

GEMARNEWS.COM , OPINI - Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang akrab dipanggil Tu Sop oleh masyarakat Aceh dan ratusan ribu anggota majlis ta'lim dan zikir (Tastafi, Sirul Mubtadin, Yadara dan lainnya) di Aceh merupakan seorang Ulama Muda yang karismatik dan berwibawa. Beliau merupakan pimpinan dayah (pesantren) Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen-Aceh. 
Tgk H Muhammad Yusuf (Tu Sop) merupakan putra seorang Ulama asal Bireuen, Tgk H Abdul Wahab Hasbullah. Abu Abdul Wahab Jeunieb seorang murid senior ulama Aceh terkemuka pada pertengahan abad 20 masehi, Abuya Syekh Muda Wali Al Khalidi, pimpinan dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan.

Pada 17 Juli 2024, Tgk H Muhammad Yusuf ( Tu Sop ) dilantik sebagai Ketua Umum Pengungus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), oleh Rais Am Majelis Syuriah PB - HUDA, Abu Syeikh H Hasanul Bashry HG (Abu MUDI). 

HUDA merupakan Salah satu organisasi terbesar di Aceh yang diisi oleh para ulama pimpinan dayah seluruh Aceh. 

Tentunya merupakan hal yang tidak mudah untuk menjadi Ketua Umum atau memimpin organisasi kumpulan para Ulama Aceh sekaliber HUDA. 

Karena kapasitas, kualitas kepemimpinan, memiliki jiwa visioner serta memiliki kecerdasan di atas rata rata sehingga Tgk H Muhammad Yusuf kembali terpilih sebagai Ketua Umum PB HUDA di periode ke dua. 

Tu Sop seorang tokoh pemimpin yang alim serta memiliki tiga kecerdasan yang sangat jarang dimiliki banyak orang. Kecerdasan ulama muda Aceh ini sangat layak memimpin organisai Ulama, bahkan sangat tepat menjadi pemimpin Aceh ke depan untuk menjalankan amanah para indatu kita untuk kebangkitan Aceh dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan. (Baca di Google Opini: Saatnya Ulama Memimpin Aceh, 19/5/24 Serambinews.com) 

Tiga kecerdasan Tgk H Muhammad Yusuf atau Ketua Umum HUDA ini:

Pertama: Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien) adalah kecerdasan dalam memahami tujuan hidup yang sesungguhnya sehingga mampu menjalani hidup di dunia dengan tujuan yang lebih besar. 

Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat yakin bahwa hidupnya bukan untuk mati. Hidup ini juga bukan untuk hidup lagi tetapi tujuan hidup yang sesungguhnya adalah untuk yang maha hidup (mengabdi kepada Allah). 

Kematian bukan akhir dari segalanya tetapi mati merupakan awal dari yang sebenarnya. Kematian bukan untuk ditakuti tetapi yang harus ditakuti adalah akibat yang akan dirasakan setelah kematian. 

Orang yang paling cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling banyak mempersiapkan untuk menjalani kehidupan setelah kematian. 

Kenapa orang ini paling cerdas karena dia paling mampu berpikir dan menggunakan akalnya untuk menentukan mana yang lebih diutamakan, apakah kehidupan yang fana ini atau kehidupan yang kekal abadi setelah kematian. 

Jika seseorang sudah sering ingat mati dan mempersiapkan menghadapi kematian. Maka dia akan mudah mengendalikan nafsunya sebagai penyebab seseorang gagal dalam menjalani kehidupan ini, termasuk kegagalan dalam memimpin karena akalnya sudah dikendalikan oleh hawa nafsunya. 

Menjadi pemimpin menurut Tu Sop suatu pengorbanan dan pengabdian yang akan dinikmati hasil sesungguhnya setelah kematian. Jika tujuan seseorang menjadi pemimpin untuk meraih kenikmatan di dunia maka di saat itulah awal kehancuran bagi dirinya dan kehancuran bagi komunitas masyarakat yang dipimpinnya. 

Sebagai seorang Ulama dan penda'i, Tgk H Muhammad Yusuf (Tu Sop) tidak hanya cerdas spiritual untuk dirinya tapi ilmunya mampu disampaikan dan ditularkan kepada masyarakat melalui berbagai pengajian yang bisa kita tonton di You Tube.

Kedua: Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) yaitu kecerdasan menggunakan emosinya dengan baik dan terukur dalam berkomunikasi secara verbal dan non verbal serta kecakapannya dalam memahami emosional orang lain (sedih, marah, kecewa, senang dan susah).

Tu Sop bukan hanya sebagai pemimpin organisasi ulama tapi juga pendiri dan Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU). Suatu Ormas kepemudaan yang didirikan untuk melakukan gerakan sosial kemasyarakatan. Ormas ini sudah membangun seratusan rumah duafa dan menggalang bantuan sosial lainnya termasuk untuk rakyat Palestina yang sedang dilanda perang. 

Tu Sop sering meneteskan air matanya saat memberikan sambutan atau ceramah ketika berbicara anak yatim, kaum duafa dan orang orang yang butuh perhatian khusus. Beliau memiliki jiwa sosial yang tinggi dan memberikan perhatian serius terhadap ketidakadilan dan ketimpangan. 

Ketiga: Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient) yang disingkat IQ adalah suatu kecerdasan yang diukur dengan wawasan yang luas, kemampuan dan kecepatan serta ketepatan memberi solusi untuk memecah masalah dan analisis yang kuat serta berpikir logis dan realistis.

Hal ini dilatar belakangi karena sejak usia remaja sampai saat ini, Tu Sop bukan cuma mendalami berbagai isi kitab klasik tapi juga membaca banyak buku disiplin berbagai ilmu yang dibutuhkan ummat untuk menggapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak. Peran Ulama Dayah dalam politik sangat diharap untuk kebangkitan Aceh ke depan. (baca di Google opini: Dayah Sebagai Pemantik Kebangkitan Aceh, 31/5/24 Serambinews.com). 

Aceh sebagai warisan para Ulama dan Sultan mesti harus dibangun dengan konsep politik "mengetuk pintu langit" (baca Surat Al A'raf ayat 96) dan konsep Islam sebagaimana amanah para indatu kita. Tidak bisa dengan konsep yang lain jika kita ingin Aceh ini segera bangkit dari keterpurukan dan maju untuk ke depan (baca di Google opini: Tujuan Tertinggi Perjuangan Tgk Hasan di Tiro Untuk Keselamatan Dunia dan Akhirat, 10/7/24).

Kita bosan melihat kondisi Aceh yang terus terpuruk belakangan ini di banyak sisi padahal kita memiliki SDM dan kekayaan alam yang melimpah. Jika kondisi ini terus berlanjut maka hal ini tidak hanya berbahaya bagi Aceh tapi akan berbahaya bagi Indonesia. 

Tu Sop santer dikabarkan akan maju sebagai salah seorang pasangan kontestan Pilkada Aceh pada November 2024. Perannya sangat dibutuhkan untuk saling melengkapi dan menjadi "ban ganding" yang saling menguatkan. 

Visi terbesar Tgk H Muhammad Yusuf adalah mengabdi untuk masyarakat Aceh sehingga menjadi negeri yang penduduknya sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.

Visi ini dapat diwujudkan jika kita mau bersatu dalam membangun Aceh sebagaimana amanah para indatu kita yang selalu diulang ulang.

Semoga Aceh tidak terus terperosok dalam kegagalan yang sama. Kita butuh konsep pembangunan yang tepat dan memberi solusi serta dijalankan oleh orang yang tepat.

Penulis : Tgk Mukhtar Syafari MA,
Ketua Umum Gerakan Intelektual Se-Aceh (GISA)
Alumnus Dayah MUDI , PPs UIN Ar Raniry 
Pengkaji Pemikiran Politik Tgk Hasan di Tiro.
×
Berita Terbaru Update