YOGYA, GEMARNEWS.COM – Isu gempa besar atau megathrust yang akan
menimpa Indonesia jelas menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Namun,
khawatir saja tentu tidak akan menyelesaikan masalah, diperlukan sosialisasi
dan pemberian edukasi mengenai apa itu gempa megathrust, serta upaya untuk
mitigasi demi meminimalisir dampak dan korbannya.
Inilah yang dilakukan oleh Lembaga
Resiliensi Bencana (LRB) PP Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) bekerja sama dengan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kauman,
Kota Yogyakarta dengan mengadakan Simulasi Penanganan Bencana, pada Jumat
(30/8) pagi.
Simulasi melibatkan langsung segenap
guru, tenaga kependidikan (tendik), serta murid dan orang tua / wali. Simulasi
diawali dengan sosialisasi mengenai pengetahuan soal potensi gempa megathrust
yang kemungkinan bisa menimpa Indonesia, terutama DI Yogyakarta.
Selanjutnya, langsung menjalani
praktek evakuasi yang diarahkan oleh para guru dan tendik bersama fasilitator
Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) MDMC PP Muhammadiyah. Sambil bernyanyi,
segenap guru dan tendik mengarahkan murid-murid TK ABA Kauman untuk tetap
tenang dan tidak panik serta langsung berlindung di bawah meja ketika merasakan
getaran gempa.
Ketika situasi terasa aman, diiringi
dengan suara kentongan peringatan darurat, para murid sambil berbaris dengan
rapi diarahkan oleh Kepala TK dan segenap guru bersama MDMC untuk evakuasi ke
luar gedung menuju titik kumpul yang sudah ditentukan, yaitu di area Masjid
Gedhe Kauman.
Setelah berada di titik kumpul, semua
murid mendengarkan secara seksama arahan evakuasi dan mitigasi dari Kepala TK
dan para guru. Kemudian, simulasi berakhir dengan semua murid dan guru kembali
ke gedung TK ABA Kauman.
Kegiatan sosialisasi dan simulasi ini
sangat penting untuk meningkatkan kesadaran warga dalam menghadapi kebencanaan.
Apalagi, kita tidak akan tahu kapan dan di mana bencana itu akan terjadi.
“Kesadaran dimulai dari anak², tapi
perlu didampingi orang tua. Sehingga mereka punya awareness terhadap
kebencanaan,” kata Ketua LRB PP Muhammadiyah, H. Budi Setiawan, S.T.
Maka, simulasi yang dilakukan TK ABA
Kauman ini cukup menarik karena tentu komunikasi di TK akan menjadi beda dengan
komunikasi orang dewasa. Komunikasi menjadi sangat menentukan dan dari arahan
para guru, anak-anak bisa memiliki awareness jika seandainya bencana terjadi.
“Peran guru tentunya sangat krusial.
Di samping juga perlu dilihat kondisi gedung dan area sekitar seperti apa (saat
evakuasi),” jelas Budi.
Kemudian, Ketua Majelis Dikdasmen PW
‘Aisyiyah DIY, Dra. Yuni Purwati, M.Pd. mendukung penuh kegiatan simulasi ini.
Menurutnya, sangat penting untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan demi
keselamatan masyarakat.
“Setidaknya (jika bencana terjadi)
kita dapat meminimalkan korban karena kita mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman dan keterampilan.Kalau tidak bisa menghindar, maka tugas kita
memberi pengetahuan dan keterampilan agar bisa selamat, baik diri sendiri
maupun kolega dan orang sekitar termasuk anak-anak,” kats Yuni.
Yuni juga berharap kegiatan ini bisa
diadakan rutin dan dimasukkan ke dalam program tahunan. “Biar anak-anak
memiliki bekal dalam menghadapi kebencanaan,” lanjutnya
Di sisi lain, dari pihak pemerintah,
yaitu Kemantren Gondomanan turut hadir dalam simulasi ini. Erni, selaku
Pengawas TK di Kemantren Gondomanan mengaku
tidak menyangka ternyata anak-anak TK ABA Kauman bisa melakukan tahap demi
tahap simulasi kebencanaan.
Mulai dari melindungi diri mereka
sendiri, yang pertama adalah melindungi kepala kalau misalnya ada meja bisa
kita sembunyi di bawah meja atau jika ada suatu tempat yang memungkinkan untuk
kita berlindung, itu bisa kita lakukan.
“Jadi, sungguh luar biasa (simulasi)
dari TK ABA Kauman. Kita memang tidak menginginkan ada gempa. Namun di luar
sana ada isu-isu akan terjadi megathrust dan semoga hal itu tidak terjadi Walaupun itu terjadi, anak-anak sudah siap
untuk mitigasi diri mereka sendiri,” kata Erni.
Semenetara itu, Kepala TK ABA Kauman
Emi Widayati, S.Pd.Aud. mengaku bersyukur sekali bisa melaksanakan simulasi
aman bencana untuk pembelajaran bagi anak-anak di TK ABA Kauman bersama guru
dan keluarga masing-masing.
“Pastinya kami juga sangat-sangat
bersenang hati, suatu penghargaan bagi kami mempunyai program penanggulangan
aman bencana. Semoga nanti di lembaga lain bisa bisa mengikuti seperti di TK ABA
Kauman dan mungkin di TK Aisyiyah se-Kota Yogyakarta juga demikian," harap
Emi
TK ABA Kauman merupakan TK pertama
yang dirintis oleh ‘Aisyiyah pada 21 Agustus 1919, sekaligus menjadi TK pertama
yang berdiri dan perintis Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Sebelumnya,
pendidikan usia dini yang dirintis Nyai Ahmad Dahlan itu diberi nama Froebel
Kindergarten 'Aisyiyah, namun kemudian hari berubah menjadi 'Aisyiyah Bustanul
Athfal yang berarti taman bermain anak Aisyiyah. (*)