Notification

×

Iklan ok

Mualem dan Kebohongan Terhadap Ulama

Senin, 26 Agustus 2024 | 10.14 WIB Last Updated 2024-08-26T03:15:04Z
Dok. foto : Tgk Mukhtar Syafari MA, 


GEMARNEWS.COM , OPINI - Beberapa hari yang lalu santer beredar kabar bahwa sosok pasangan Calon Wakil Gubernur Aceh untuk mendampingi Mualem yang direkomendasikan secara resmi oleh Gerindra akan penuh dengan kejutan. Artinya Calon Wakil Mualem bukanlah nama-nama yang sudah disebut-sebut selama ini. Bahkan bukan Fadlullah (Dek Fad) sebagaimana yang sudah diumumkan oleh Mualem sendiri di Serambi Indonesia pada 15/08/2024. 

Pada Pilkada kali ini konon katanya Mualem menyerahkan sepenuhnya keputusan terkait calon Wakil Gubernur kepada “Jakarta”, yaitu Gerindra atau Pak Prabowo. Mualem akan patuh, dan mengikuti apapun keputusan Gerindra, Katanya

Seandainya Gerindra menunjuk seekor kambing sekalipun menjadi calon wakilnya, Mualem tetap akan menggandengnya. 

“Kalheuh loen peugah lagoe, kameng dipeusok bajee jeut chit loen, peu lom ureung. Hana masalah loen soal wakil, beurangkasoe jeut” Begitulah kata Mualem kepada Serambi Indonesia pada 15/08/2024. 

Hal Ini mengindikasikan begitu lemahnya posisi Mualem sebagai Ketua Umum Parpol pemenang Pemilu di Aceh ketika berhadapan dengan Jakarta. Bagaimana nantinya berjuang untuk menuntaskan realisasi MoU Helsinki jika Mualem sudah tersendera seperti ini oleh apapun keputusan pusat? Padahal Aceh sebagai daerah khusus dan istimewa yang diatur UUPA. 

Inilah kemudian yang membuat Mualem menolak usulan Ulama seluruh Aceh yang meminta Mualem mengangkat Tgk H. Muhammad Yusuf (Tu Sop) sebagai calon wakilnya. 

Gerakan dukungan Ulama mengusulkan Tu Sop sebagai Calon Wakil Mualem sebagaimana disebutkan koordinator Tgk Bahri Ismail sebenarnya merupakan perintah Abu Paya Pasie untuk menyakinkan Mualem. Tu Sop bahkan tidak tau gerakan ini telah dijalankan atas perintah Abu Paya Pasi. 

Permintaan Abu Paya Pasi agar Mualem berpasangan dengan Tu Sop, Ketua Umum Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) sangat beralasan karena beliau sebagai Ketua Penasehat DPP PA, Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe dan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA), suatu ormas yang diisi Ulama eks pendukung GAM yang melahirkan Partai Aceh (PA) bersama Komite Peralihan Aceh (KPA). 

Mirisnya, tidak lama setelah Surat dukungan itu diserahkan Ketua Umum MUNA tersebut, beberapa saat kemudian Mualem langsung mengumumkan Calon Wakilnya adalah Dek Fad, bukan Tu Sop. 

Abu Paya Pasie sebagai seorang Ulama yang sangat dekat dengan Wali Tgk Hasan di Tiro. Beliau bersama dua Ulama lainnya, alm. Abuya Profesor Muhibbuddin Wali dan alm. Abu Tu Muhammad Amin Blang Blahdeh juga pernah diundang oleh Wali Tgk Hasan di Tiro dan Wali mengamanahkan kepada mereka untuk menegakkan syariat Islam di Aceh. 

Dan ini hanya bisa dijalankan jika pasangan pemimpin Aceh dari kalangan Ulama. Abu Paya Pasie sebagai seorang dari tiga Ulama yang masih hidup tentunya punya kewajiban berjuang untuk menjalankan amanah tersebut. (Baca: Kriteria Gubernur Menurut Wali Neugara Tgk Hasan di Tiro, Serambinews.com 1/7/24) 

Abu Paya Pasie, seorang ulama besar yang selama ini dengan tulus hati telah banyak berjuang dan berkontribusi terhadap pemenangan PA tetapi aspirasinya bersama ulama tidak didengar oleh Mualem meskipun Abu telah dan akan membawa seribuan tandatangan rekomendasi dukungan para ulama se Aceh. 

Akan tetapi Mualem kemudian disinyalir telah berbohong kepada para ulama Aceh dan seluruh masyarakat Aceh. Mualem selama ini membangun narasi bahwa seolah-olah menyangkut calon Wakil Gubernur dirinya diatur, menerima dikte dan sami’na wa atha’na terhadap apapun keputusan Gerindra. 

Padahal saat itu, Gerindra belum memutuskan mengusung Dek Fad. Itu hanya baru saran sebagaimana diucapkan Mualem sebagaimana dilansir berbagai media. 

Namun karena rendah dan stagnannya elektabilitas Dek Fad, sebagaimana dikabarkan ModusAceh.Co, DPP Gerindra kemudian memasukkan nama calon lain, yaitu Irjend Pol. Armia Fahmi, Mantan Wakapolda Aceh. 

Apakah keputusan mengusung Armia Fahmi hasil keputusan tingkat tinggi di Jakarta, tanya media Modus Aceh: “Ya, kalau itu ndak usah saya jelaskan lagi. Pastilah,” tegas sumber itu. 

Begitu pun, dalam hitungan detik, nama Armia Fahmi tereliminasi sebagai Cawagub Aceh, karena Mualem menolak nama tersebut (ModusAceh.co 24/8/24).

Dan surat rekomendasi Gerindra pun yang diterima Mualem pada hari itu tampa disebutkan calon Wakilnya.

Bayangkan jika kepada ulama se Aceh dan masyarakat Aceh Mualem mengaku bahwa ia telah menyerahkan sepenuhnya posisi calon Wakil Gubernur kepada Gerindra. Akan tetapi saat Gerindra ingin merekomendasikan Pak Armia Fahmi. Mualem justru menolak. 

Dengan demikian, Mualem selama ini diduga telah memanipulasi dan membohongi para ulama Aceh ketika para ulama merekomendasikan Tu Sop dan kemudian Mualem menolaknya Dengan dalih tak direstui Pak Prabowo. Ketika Gerindra menyodorkan nama Pak Armia Fahmi, Mualem juga tidak mau menerima. 

Artinya Mualem sebenarnya sudah mempunyai calon wakil pilihan dirinya atau pilihan “dayang-dayang”nya sendiri. 

Namun dia membangun persepsi sedemikian rupa agar para ulama Aceh dapat dimanipulasi, dieksploitasi bahkan kalau bisa selalu dimarginalkan perannya agar tidak terlibat langsung dalam mengambil keputusan untuk pembangunan Aceh ke depan. 

Mualem dan kelompoknya saat ini diduga telah membangun opini seolah-olah ulama membangun front perlawan terhadap Partai Aceh. 
Padahal isu itu tidak benar, mundurnya Abu Paya Pasie dari Ketua Umum MUNA, Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe dan Ketua Penasehat DPP-PA dilakukan agar keputusan yang diambil oleh Partai Aceh lebih mudah, tidak lagi tertahan dengan adanya Abu di sana. 

Keputusan ini diambil setelah Abu Paya Pasi merasa rekomendasi yang beliau sampaikan bersama para ulama dan cendekiawan dayah lainnya tidak diindahkan oleh Partai Aceh, terutama terkait calon Wakil Gubernur dan Bupati Aceh Timur (Serambinews 17/8/24).

Meskipin sejak lama Mualem sendiri yang mengutarakan niatnya ingin berpasangan dengan Tu Sop sampai siang tgl 15 Agustus 2024 kepada Abu Paya Pasie. 

Jika ternyata benar Mualem telah menjadi Pemberi Harapan Palsu (PHP) kepada Ulama dan membohongi Ulama Aceh serta mengkhianati amanah Wali Tgk Hasan di Tiro untuk menegakkan syariat Islam di Aceh maka Mualem akan menuai akibatnya dan akan ada yang harus dibayar mahal oleh Mualem di kemudian hari dan di hari kemudian jika ia tidak bertaubat dari kesalahan yang cukup fatal ini.

Penulis : Tgk Mukhtar Syafari MA, Alumnus Dayah MUDI dan PPs UIN Ar Raniry serta Pengkaji Pemikiran Politik Islam Tgk Hasan di Tiro. 
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Intelektual Se-Aceh (DPP-GISA)
×
Berita Terbaru Update