GEMARNEWS.COM, MALAYSIA - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) kembali mempertegas perannya dalam membentuk kepemimpinan masa depan ASEAN yang berkelanjutan.
Melalui acara International Youth Inclusive Symposium and Leadership Camp (IYIS-LC) yang diselenggarakan pada 29 Agustus-1 September 2024 di Kuala Lumpur Malaysia, PP IPM mengajak para pemuda dari Indonesia dan Malaysia untuk terlibat aktif dalam dialog strategis terkait Peta Jalan ASEAN Menuju Pembangunan Berkelanjutan dan Kerja Sama Minilateral.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Muhammad Firdaus, menyambut baik agenda ini.
“Muhammadiyah menurut kami sudah bukan pihak yang baru dalam membantu pemerintah menciptakan pembangunan masyarakat, dengan agenda yang dilaksanakan oleh Pelajar Muhammadiyah di Malaysia ini sudah menjadi bukti bahwa Muhammadiyah akan terus melakukan kerja-kerja kemanusiaan dengan berbagai pihak.
Kami menyambut baik agenda teman-teman IPM ini dan semoga kedepan semakin banyak anak muda yang peduli terhadap politik dan kebijakan negara,” jelasnya seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima redaksi pada Kamis (5/9/2024)
Muhammad Yasir Abdad selaku direktur program IYIS-LC menjelaskan simposium ini menjadi wadah penting bagi para pemimpin muda untuk mendiskusikan tantangan sekaligus peluang yang dihadapi ASEAN dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), serta membentuk rekomendasi kebijakan berbasis riset.
“IYISLC hadir sebagai jawaban untuk melibatkan kaum muda intelektual dalam ruang dialog aktif tentang peta jalan ASEAN menuju pembangunan berkelanjutan. Dengan tema “ASEAN Road Map Towards Sustainable Development and Minilateral Cooperation,” acara ini bertujuan untuk memfasilitasi diskusi komprehensif tentang bagaimana ASEAN dapat mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Yasir juga mengatakan bahwa agenda ini menjadi langkah awal bagi pemuda Indonesia dan Malaysia untuk berkolaborasi dan membangun pemahaman yang sama terkait pentingnya pembentukan kebijakan berbasis penelitian, agar kedepan para pemimpin negara mampu menjadi sosok yang memiliki keterampilan dan wawasan luas dalam hal pembentukan kebijakan publik yang strategis serta tepat sasaran.
PP IPM turut melibatkan berbagai pihak seperti Nalar Institut, Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia, Asian African Youth Government dan mitra lain baik dari Pemerintahan Indonesia-Malaysia, NGO, dan para profesional yang bergerak di isu kepemudaan.
“Kami rasa perlu memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak agar agenda ini dapat terlaksana dengan baik. Sehingga kami tidak bekerja sendiri melainkan dibantu berbagai pihak dengan menyatukan banyak kepentingan agar agenda ini mampu menciptakan gerakan yang berdampak” jelas Yasir.
Acara yang dihadiri oleh 60 peneliti muda dengan berbagai latar belakang pendidikan dari Indonesia dan Malaysia ini diharapkan dapat membangun jejaring dan kemitraan antara pemangku kepentingan.{**}