JAKARTA, GEMARNEWS.COM - Pimpinan
Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) melalui Departemen Kerjasama dan Kehumasan
gelar Webinar Diplomacy Day I bertajuk Membingkai Narasi Mempertajam Aksi pada
27 Oktober lalu. Dalam acara yang diikuti oleh ratusan kader NA se-Indonesia
tersebut, Ariati Dina Puspitasari Ketua Umum PPNA menerangkan bahwa webinar ini
bertujuan untuk memperkuat posisi NA dalam analisis kritis isu-isu perempuan
dan anak. Ia juga mengungkapkan harapan agar kegiatan ini menjadi sarana
mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk menguatkan nilai-nilai bersaing dalam
ranah inklusivitas.
“Berangkat
dari semangat Al-Ma'un dan nilai-nilai para pendahulu, kita memiliki potensi
yang besar di pasar yang inklusif. PPNA perlu merumuskan strategi kerjasama
yang berintegritas untuk terus memberikan manfaat yang luas,” ungkapnya.
Dina
sapaan akrabnya juga menegaskan bahwa sejarah panjang sejak 1931, PPNA aktif
merebut narasi isu sosial, khususnya dalam gerakan perempuan. Selain itu, PPNA
jug akan terus bersuara dalam isu-isu nasional seperti kekerasan terhadap
perempuan, demi mencapai satu langkah ke arah yang lebih baik.
Disisi
lain, Dr. Norma Sari, M.Hum. menjelaskan pentingnya penguatan nilai gerakan
Nasyiatul Aisyiyah (NA) dalam menghadapi tantangan global. Dalam materinya yang
membahas terkait penguatan nilai gerakan NA dalam menghadapi tantangan global.
Ia mengungkap bahwa anggaran dasar PPNA telah memuat konsep mengenai daya
mitra. Hal itu menurutnya sangatlah penting untuk mendorong internasionalisasi
gerakan ini.
“Meski
isu daya saing sudah sering dibahas, tapi daya mitra atau kolaborasi juga
menjadi hal yang penting untuk kita pahami bersama. Mengignat bahwa kemampuan
membangun kemitraan dengan berbagai pihak juga krusial,” jelasnya.
Norma
juga mengungkapkan bahwa Islam berkemajuan dan konsep rahmatan lil alamin
menjadi kekuatan nyata dalam misi kejayaan Islam yang dicita-citakan.
Menurutnya pendidikan adalah pilar utama yang menjadi landasan berbagai sektor
sosial dan ekonomi.
“Dalam
menghadapi tantangan global, saya menekankan pentingnya tradisi keilmuan,
pemberdayaan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan hal tersebut
diharapkan dapat menciptkan kader-kader NA yang actual,” pesanya.
Sementara
itu, Nasrullah, M.Si. dalam materinya “Meramu Narasi Yang Kuat Membangun
Indentias Diplomasi Berbasis Isu Sosial” menerangkan bahwa. Penting bagi NA
dalam membangun narasi yang kuat untuk membentuk identitas diplomasi Nasyiatul
Aisyiyah (NA) berbasis isu sosial. Dalam webinar itu, ia menjelaskan bahwa NA
memiliki produk yang sangat berkualitas dan berfokus pada pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs).
“saya
kutipkan kata-kata dari Marty Neumeier yakni branding is the process of
connecting good strategy with good creativity. Bahwa branding bukan sekadar
memasang logo atau slogan, melainkan menciptakan identitas yang kuat dan
relevan dengan menggabungkan strategi yang tepat dengan kreativitas yang
menarik,” pungkasnya.
Dalam
hal ini, ia mengajak peserta untuk menyusun strategi komunikasi yang tepat,
dimulai dari menentukan why, who, what, how/when, hingga tindak lanjut
(follow-up). Menurut Nasrullah, NA perlu memiliki narasi khusus untuk
memperkuat branding yang mencerminkan nilai keislaman dan kebangsaan di tingkat
nasional maupun internasional.
“Saya
yakin, dengan strategi yang tepat, NA mampu menggaungkan isu-isu penting,
membawa dampak nyata, dan menghidupkan cerita di dalamnya,” pungkasnya. (*)