BANDA ACEH,
GEMARNEWS.COM – Kepala
Kantor Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama, menyampaikan dalam sambutannya
bahwa, “Di Aceh, tantangan untuk meningkatkan cakupan imunisasi masih sangat
besar. "
Berbagai
faktor, seperti adanya kekhawatiran mengenai bahan vaksin, isu halal-haram, dan
informasi yang tidak akurat, telah menyebabkan tingkat imunisasi anak menurun.
Peserta
dalam kegiatan ini Tenaga kesehatan dari Puskesmas Darul Imarah, Darul Kamal,
Darussalam, Lhoknga, Peukan Bada, Sukamakmur
Dalam sesi awal pelatihan ini dimulai dengan memperkenalkan
dasar-dasar keterampilan komunikasi antarpribadi yang dapat membantu penyuluh
dalam menyampaikan informasi secara lebih persuasif dan efektif. “Metode KAP
bertujuan mempercepat proses keakraban.
Hal ini penting mengingat seseorang cenderung lebih menerima dan
percaya informasi yang disampaikan oleh orang yang akrab dengannya”. Ungkap Direktur
SEHAI Dharina Baharuddin Ph, D,
Seorang Komunikator KAP Imunisasi. Dengan menggunakan permainan,
peserta diajak untuk memahami pentingnya imunisasi dasar lengkap, “Bermain
sambil belajar itu sangat menyenangkan, bahkan mempermudah seseorang menerima
pesan-pesan edukatif yang kita berikan, termasuk dalam aspek imunisasi,” dengan
kolaborasi ini, kami berharap peserta dapat menjadi agen perubahan di komunitas
mereka masing-masing tutur Dharina Baharuddin Ph, D.
Kegiatan ini dipimpin oleh para pelatih UNICEF Indonesia, penanggung
jawab imunisasi Evi Susanti SKM, dan SBC Officer Pinka Satria Aqsa, yang telah berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui edukasi yang efektif.
Diharapkan kader penyuluh muda yang terlatih dapat menjadi garda
terdepan dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi dan memerangi hoaks yang
meresahkan masyarakat.
Untuk diketahui, menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2023,
cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya mencapai 68%, jauh dari
target nasional sebesar 95%.
Rendahnya partisipasi masyarakat diperparah oleh penyebaran hoaks
yang meresahkan, beberapa hoaks paling umum menyebutkan bahwa vaksin
menyebabkan infertilitas atau autisme yang merupakan klaim yang tidak berdasar
pada bukti ilmiah.
Edukasi yang efektif dan diseminasi informasi yang akurat melalui
kader penyuluh menjadi salah satu solusi penting untuk meningkatkan partisipasi
imunisasi. (red)